Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor Pilihan

Filosofi A-I-U-E-O (Tatanan, Titian, Tuntunan, Tentengan, Tontonan) untuk Atasi Krisis TVRI

24 Januari 2020   23:20 Diperbarui: 24 Januari 2020   23:53 858 3
Selama ini, terkait tayangan televisi, kita umumnya berharap agar dapat menyajikan "tontonan" yang dapat menjadi "tuntunan".

Sekilas, ungkapan tersebut sudah benar dan memadai untuk menjadi pegangan. Tapi sebenarnya tidak. Saya melihat ada yang kurang.

Setelah saya cermati, ungkapan yang utuh mestinya berdasarkan filosofi "A-I-U-E-O", jadi lengkapnya adalah: "Tatanan - Titian - Tuntunan - Tentengan - Tontonan".

Ya, sekilas ini memang terasa ngawur. Tapi tidak kok... Ok baiklah, ini memang ngawur. Tapi dalam penjelasan berikut ini anda dapat melihat jika dalam kengawurannya ada kebenaran.

Begini penjabaran filosofinya...

TATANAN
Ini adalah tahapan dimana kita harus memastikan bahwa setiap bahan tayangan televisi telah memenuhi standar nilai "tatanan estetika" (dalam hal audio visual) dan "tatanan moralitas".

Karena ini adalah era di mana kita terkoneksi secara global, maka standarisasinya sebaiknya secara global atau secara internasional pula (baik untuk kualitas audio visual tayangan, maupun moralitas).

TITIAN
Tahap ini pada dasarnya masih merupakan  rangkaian bagian pertama. Bahwa standar nilai "tatanan estetika" dan "tatanan moralitas" yang disepakati di bagian pertama, haruslah menjadi panduan "titian" tiap pihak yang terkait dalam pertelevisian.

Jadi, tahapan ini menuntut hadirnya pengawasan khusus terhadap standar nilai "tatanan estetika". Ini dengan sendirinya melengkapi bagian yang selama ini tidak menjadi perhatian KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang cenderung hanya fokus mengawasi "nilai" moral.

TUNTUNAN
Bagian ini mengusung tujuan utama, yaitu bahwa tayangan televisi haruslah dapat menjadi "tuntunan" yang memberi inspirasi positif bagi setiap orang. Baik berupa inspirasi nilai seni budaya, maupun inspirasi nilai moral kemanusiaan.

TENTENGAN
Bagi yang belum tahu arti "tentengan"... Sebaiknya saya beritahu dulu. "tentengan sinonim dgn kata "bawaan". Juga dekat maknanya dengan ungkapan gaul "gandengan", serta lebih terabsurdkan maknanya dalam ungkapan yang lebih gaul lagi, yaitu "rantangan".

Demikianlah, bagian ke empat ini lebih menitik beratkan fokus perhatian pada faktor "kemasan", sehingga dapat dibawa-bawa layaknya "rantangan". (tentunya kamu nggak maukan bawa "rantangan" yang kemasannya biasa saja).

Baiklah, agar penjelasan bagian ini tidak kelamaan absurd, biar saya perjelas...

Setelah poin-poin penting pada bagian pertama, kedua dan ketiga telah terpenuhi, maka bagian ke empat ini fokus pada hal bagaimana kesemua poin tersebut terangkum dalam bentuk mobile.

Jadi, penerapan teknologi terkini haruslah terpenuhi, yang tentunya berwawasan: kemudahan akses, kenyamanan dan keamanan pengguna.

TONTONAN
Setelah kesemua poin penting pada bagian pertama, kedua, ketiga, dan keempat terpenuhi, maka pada bagian kelima ini rasanya tidak perlu menuntut banyak lagi. Tinggal nonton saja... :)

Selama ini, terpakunya kita pada paradigma berpikir bolak balik antara "Tontonan sebagai tuntunan" dan "tuntunan sebagai tontonan",  telah menggiring kita pada konsentrasi yang tidak produktif dan cenderung ingin manipulatif.

Demikianlah filosofi "A-I-U-E-O" Ini semoga dapat dipertimbangkan dalam menjawab krisis TVRI sebagai televisi nasional.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun