Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Benarkah Jokowi 'stress' karena Ditekan Agus dan Hatta ?

14 November 2012   17:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:22 1246 0
Proyek MRT (Mass Rapit Transit) hingga saat belum diputuskan oleh Gubernur DKI Jakarta yang mestinya sudah masuk tahap pengumuman pemenang tender. Jokowi masih mengkaji kembali mega proyek MRT senilah 17,5 trilyun mengingat besarnya anggaran pembangunan proyek MRT tersebut.  Kita tau Jokowi tak mau buru-buru memutuskan proyek MRT sehingga terus melakukan pendalaman mengenai proyek itu sebelum mengeluarkan keputusan.

Sebagaimana yang saya kutip dari tabloid the politik kabarnya banyak pihak yang berkepentingan untuk meloloskan proyek MRT gencar menekan Jokowi, baik dari pihak luar maupun internal Pemprov Jakarta, Salah satu tekanan itu datang dari Menteri Keuangan Agus Martowardoyo yang terus menerus menelepon Jokowi, meminta Gubernur Joko Widodo untuk segera merealisasikan pembangunan MRT, karena sebagai Menkeu kalau Jokowi menunda terus proyek MRT, maka ia akan menanggung terus menerus membayar bunga pinjaman yang ternyata sebagian sudah ditaruh pihak Jepang di Indonesia. Tak hanya Agus, tekanan juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perkomonian, Hatta Rajasa yang ingin agar proyek MRT segera terealisasi.  Bahkan hatta berjanji untuk memberikan penjaminan terhadap proyek transporatasi massal tersebut. Hatta menelepon Jokowi untuk segera melaksanakan proyek tersebut dan mendukung penuh transportasi yang andal. Dalam pembicaraan tersebut Hatta menegaskan dukungan Pemerintah pusat terhadap terealisasinya mega proyek tersebut. Sebagai informasi tambahan megaproyek MRT ini dulu ditandatangani Hatta Rajasa saat ia menjadi Menteri Perhubungan.

Kedua menteri tersebut ini menurut sumber sebagai mana kembali saya kutip dati the politik berkali-kali menelepon Jokowi agar proyek MRT itu harus segera dilaksanakan.  Jokowi meski pusing dengan berbagai tekanan, namun ia tetap bergeming untuk berhati-hati dalam menjalankan MRT. Jokowi masih ingin mengevaluasi beberapa hal, sebelum ia menjalankan megraproyek di mana ia tidak ikut berproses tersebut.

Dari DPRD DKI Jakarta, Selamat Nurdin beberapa waktu lalu menga juga menjadi bagian yang "menekan" magar proyuek MRT segera berjalan, "Seharusnya Pemerintah DKI fokus pada akselarsi MRT ini agar masyarakat Jakarta ini dapat menikmati. Kalau ada yang ingin dievaluasi dan diperdalam pada desainnya sebaiknya pada koridor berikutnya saja dari Bundaran HI ke Kampung Bandar atau selanjutnya" jelas anggota DPRD dari PKS ini. Ternyata Selamat Nurdin ini punya sesuatu dengan MRT ya...

Kehati-hatian Jokowi dalam megaproyek MRT ini tentu saja perlu mendapat apresiasi, sebagaimana sering kita baca dan tau Jokowi selalu memberikan penekanan pada tiga hal :

1. Pengembalian Investasi atau return on investment. Tentu saja pengembalian investasi ini harus mampu dijelaskan agar utang yang dipakai untuk membiayai megaproyek ini bisa dibayar kembali dan tidak membebani keuangan negara.

2. Masalah Pembiayaan, Jokowi kembali mempertanyakan mengapa MRT menggunakan sistem pinjaman tight loan (pinjaman terikat) dan tidak menggunakan untight loan (tidak terikat). Tentu saja dengan skema pinjaman terikat ini  semua komponen MRT harus menggunakan teknologi pemberi pinjaman kredit.  Bentuk pinjaman seperti ini menjadi pertanyaan bagi Jokowi apakah megaproyek ini mau dilanjutkan, dievaluasi bahkan kalau perlu dibatalkan.

3. Soal Penumpang dan harga tiket. Daya angkut dari MRT ini kembali menjadi pertanyaan Jokowi, berapa target penumpang yang bisa diangkut  oleh MRT. Lalu untuk harga tiketnya bila nanti memberatkan masyarakat tentu saja MRT menjadi tidak efektif dan akan memberatkan masyakat.

Streskah  Jokowi dengan beberapa tekanan dari berbagai pihak yang punya sejumlah kepentingan dari megaproyek senilai 17,5 trilyun ini. Beranikah Jokowi membatalkan proyek  MRT jika nantinya  hasil evaluasinya tidak feasible?. Kita tunggu beberapa hari lagi ketika pihak PT. MRT tidak mampu menjawab ketiga hal paling mendasar yang ditanyakan Jokowi!!!.

Salam...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun