Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Strategi Public Relation dan Komunikasi Krisis pada Perusahaan McDonalds yang Terkena Dampak Hoax Fatwa MUI Mengharamkan Produk Israel

17 Januari 2024   15:36 Diperbarui: 17 Januari 2024   15:36 3883 2
Abstrak
Artikel ini mengkaji dampak media sosial terhadap gerakan boikot produk Israel di Indonesia, fokus pada fenomena boikot terhadap McDonald's setelah munculnya hoax fatwa MUI. Media sosial memainkan peran krusial dalam menyebarluaskan seruan boikot, menyebarkan informasi konflik Israel-Palestina, dan menggalang dukungan. Analisis melibatkan isu-isu media sosial, citra perusahaan, strategi PR, dan manajemen krisis. Metode penelitian menggunakan studi literatur pustaka dengan empat tahap, melibatkan persiapan peralatan, penyusunan daftar pustaka, pengaturan waktu, dan membaca serta mencatat materi penelitian. Artikel membahas strategi PR yang melibatkan pernyataan resmi, kerjasama dengan otoritas keagamaan, pendidikan masyarakat, partisipasi dalam program CSR, komunikasi aktif di media sosial, pelibatan selebriti, pemantauan media, dan sesi wawancara. Boikot McDonald's terkait isu pro-Israel menjadi fenomena menarik yang membutuhkan pemahaman mendalam terhadap dinamika gerakan sosial dan peran media sosial dalam konteks konflik global.

Latar Belakang

Di era globalisasi, media massa telah menjadi suatu kebutuhan esensial bagi setiap individu. Fungsi media massa sangat krusial dalam menyebarkan informasi, dan melalui media ini, masyarakat dapat menikmati hiburan dengan biaya terjangkau. Seiring perkembangan zaman, banyak media tradisional yang beradaptasi dengan menghadirkan platform online karena memiliki pengaruh besar, terutama di kalangan generasi muda. Media online menawarkan berbagai keunggulan, terutama dalam penyiaran berita dengan cepat dan tanpa menunggu. Meskipun demikian, keunggulan ini juga membawa dampak negatif pada kualitas konten berita yang disajikan.
Saat konflik antara Palestina dan Israel mencapai puncaknya, masyarakat Indonesia menunjukkan respons yang signifikan melalui media sosial, menjadi bagian integral dari gelombang dukungan global yang berkembang. Gerakan boikot terhadap produk-produk terkait Israel yang muncul menunjukkan solidaritas yang bukan hanya bersifat personal, tetapi telah menjadi fenomena sosial yang tersebar luas di berbagai platform media sosial seperti X, TikTok, dan Instagram (Septiazi & Yuliana, 2023).
Peran penting media sosial dalam membentuk opini publik dan menyampaikan informasi menjadi jelas terlihat dalam keberhasilan gerakan boikot ini. Media sosial menjadi panggung utama untuk mengajukan seruan boikot, menyebarkan informasi terkait konflik Israel-Palestina, dan mengumpulkan dukungan massal untuk gerakan tersebut. Dengan pemahaman akan potensi media sosial sebagai sarana perubahan sosial, tujuan dari artikel ini adalah untuk melakukan analisis mendalam terhadap dampak media sosial terhadap perkembangan gerakan boikot terhadap produk Israel di Indonesia (Septiazi & Yuliana, 2023).
Isu terbaru mengenai fatwa MUI terkait boikot produk sedang menjadi perdebatan hangat di tengah masyarakat, terutama dengan maraknya penggunaan media digital. Penyebaran informasi palsu atau hoaks terkait dengan fatwa MUI menciptakan tantangan besar, baik secara hukum maupun sosial, yang harus dihadapi. Fatwa MUI mengenai boikot produk mungkin diterbitkan sebagai tanggapan terhadap isu-isu sensitif yang terkait dengan produk tertentu, seperti alasan keamanan atau etika. Dalam fatwa tersebut, MUI juga tidak merinci produk-produk yang dimaksud, mengingat MUI tidak memiliki kewenangan untuk merilis daftar produk Israel atau yang terafiliasi dengan Israel (Vidi, 2023).
Menurut Wakil Sekjen MUI, Ikhsan Abdulah, MUI tidak pernah merilis daftar produk tersebut, dan yang diharamkan bukanlah produknya, melainkan aktivitas dukungannya. Namun, penyebaran hoaks terkait dengan fatwa tersebut justru dapat mengaburkan tujuan sebenarnya dan memperkeruh situasi di masyarakat. Unggahan tersebut mencantumkan 121 produk yang dinyatakan haram oleh MUI karena terkait dengan Israel, dan McDonald's termasuk dalam daftar tersebut. Boikot McDonald's yang sedang berlangsung saat ini menjadi suatu fenomena menarik untuk diinvestigasi. Konflik kemanusiaan tertentu yang terkait dengan aktivitas perusahaan telah memicu reaksi boikot ini. Keterlibatan McDonald's dalam konteks ini menyoroti kebutuhan akan manajemen masalah dan komunikasi krisis yang efektif untuk mengatasi dan merespons situasi krisis yang dapat merugikan reputasi perusahaan.
Artikel ini akan membahas analisis manajemen isu dan komunikasi krisis terkait perusahaan McDonald's yang terkena dampak hoax fatwa MUI yang mengklaim mengharamkan produk Israel. Artikel ini membahas hal-hal yang relevan dan kontroversial serta menyoroti peran hubungan masyarakat dalam menanggapi isu-isu sensitif yang muncul akibat boikot produk. Penting bagi perusahaan untuk memahami permasalahan terkait dan merancang strategi respons yang tepat untuk mengurangi dampak negatif, meningkatkan citra perusahaan, dan membangun hubungan baik dengan media. Dengan demikian, artikel ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman yang lebih mendalam mengenai dinamika gerakan sosial dan peran media sosial dalam konteks konflik global.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Isu

Menurut Baskin dan Aronof dalam Prayudi (2016) Manajemen isu adalah identifikasi isu-isu utama yang bertentangan dengan perusahaan dan manajemen respon perusahaan terhadap isu-isu tersebut. Proses ini meliputi identifikasi awal kontroversi potensial, perkembangan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan isu-isu tersebut, penciptaan program untuk menjalankan kebijakan, implementasi program-program tersebut, berkomunikasi dengan publik yang tepat mengenai kebijakan dan program, dan evaluasi dari hasil.
Manajemen isu merupakan proses proaktif dalam mengelola isu-isu, tren atau peristiwa potensial, eksternal dan internal, yang memiliki dampak baik negatif maupun positif terhadap perusahaan dan menjadikan isu sebagai peluang meningkatkan reputasi perusahaan. Upaya mengelola isu dilakukan dengan cara memonitor, mengidentifikasi, menganalisis, membuat kebijakan stratejik pada tingkat manajemen, implementasi kebijakan sebagai tindakan mengantisipasi isu dan mengevaluasi dampak kebijakan dalam rangka mendukung kontinuitas aktivitas perusahaan (Prayudi, 2016).

Komunikasi Krisis

Komunikasi krisis adalah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi kepada publiknya dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan yang telah direncanakan sebelumnya, menggunakan strategi yang dianggap efektif untuk mengatasi dan mengurangi dampak situasi krisis (Juliana, Asmara, & Kurniawati, 2022).

Public Relations

Menurut Coulson dalam Lengkong, et al., (2017) menyatakan bahwa public relations adalah tindakan yang direncanakan secara terus-menerus dan disengaja untuk membangun serta menjaga hubungan timbal balik antara organisasi dan masyarakat. Ini menggambarkan bahwa public relations adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengkomunikasikan antara organisasi dan pihak luar organisasi.
Sementara itu, Rumanti menggambarkan public relations sebagai interaksi yang bertujuan menciptakan pandangan positif di mata publik yang menguntungkan kedua pihak. Profesi ini dianggap profesional dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara yang tepat dan berkelanjutan, karena public relations menjadi kunci untuk kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.

Berita Hoax

Berita hoax merupakan informasi yang tidak benar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya oleh siapapun, termasuk oleh pembuatnya sendiri. Salah satu alasan penyebaran luas konten hoaks di media sosial adalah karena disengaja untuk menimbulkan keresahan. Ketika informasi yang salah atau meragukan tersebar, hal ini dapat menciptakan kekhawatiran di masyarakat. Beberapa individu bahkan memanfaatkan keadaan keresahan ini untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menggunakan istilah "memancing di air keruh" dan "mengambil kesempatan dari situasi sulit" (Marwan & Ahyad, 2016).

METODE

Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kualitatif yang melibatkan studi literatur pustaka. Studi pustaka (Library Research) adalah metode yang melibatkan pengumpulan data melalui pemahaman dan eksplorasi teori-teori yang terdapat dalam berbagai literatur yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Terdapat empat tahap dalam studi pustaka, yaitu persiapan peralatan, penyusunan daftar pustaka, pengaturan waktu, serta membaca dan mencatat materi penelitian. Proses pengumpulan data melibatkan pencarian sumber informasi dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, dan penelitian terdahulu. Materi dari referensi-referensi tersebut harus dianalisis secara kritis dan mendalam agar dapat mendukung pernyataan dan gagasan yang diajukan dalam penelitian (Adlini, Dinda, & Yulin, 2022).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemboikotan Pada Perusahaan McDonald's

Beberapa waktu lalu, informasi viral menyebar mengenai daftar produk yang diklaim harus dihindari dan dinyatakan haram oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena terkait dengan Israel. Daftar produk yang disebut dalam konten viral tersebut menjadi fokus utama sebagai daftar yang dilarang oleh fatwa MUI. Klaim tersebut menyatakan bahwa produk-produk dalam daftar ini dianggap terlarang dan sebaiknya dihindari sesuai dengan ketetapan MUI karena adanya keterkaitan dengan Israel. Boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap pembebasan warga Palestina.
McDonald's terdapat dalam daftar produk yang disebut-sebut terkait dengan isu yang sedang dihadapi saat ini. Isu yang tengah melibatkan McDonald's tidak terlepas dari insiden serius pelanggaran hak asasi manusia yang sedang terjadi di Palestina, yang disebut sebagai genosida. McDonald's, perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat yang berdiri sejak 1955, disebut-sebut mendukung tindakan genosida di Palestina. McDonald's Israel memberikan dukungan dengan menyediakan makanan atau produk mereka untuk tentara Israel, sementara informasi yang beredar menyebutkan Amerika Serikat sebagai salah satu pendukung utama tindakan Israel. Klaim bahwa pajak dari semua produk Amerika akan disalurkan ke Israel untuk mendanai serangan terhadap Palestina juga mencuat (W, 2023). Kebijakan ini memicu protes dan boikot di media sosial, termasuk dampaknya pada McDonald's Indonesia.


Respons McDonald's Terhadap Isu

PT Rekso Nasional Food, pemegang lisensi McDonald's di Indonesia, telah memberikan pernyataan terkait kontroversi pemberian makanan gratis kepada tentara dan warga Israel pada pertengahan Oktober 2023 lalu. Associate Director of Communications McDonald's Indonesia, Meta Rostiawati, menyampaikan simpati kepada para korban, keluarga, dan komunitas yang terdampak, serta menyatakan prihatin terhadap memanasnya konflik di Timur Tengah.
Dalam pernyataannya, Meta menegaskan bahwa PT Rekso Nasional Food, sebagai pemegang waralaba McDonald's di Indonesia, merupakan perusahaan swasta nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia. McDonald's Indonesia beroperasi secara independen dan tidak terhubung dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald's di negara lain, termasuk McDonald's Israel.
McDonald's Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia. Pernyataan tersebut mencoba menjelaskan bahwa McDonald's Indonesia tidak terlibat dalam keputusan atau operasional McDonald's Israel dan menekankan kemandirian perusahaan di Indonesia (Oswaldo, 2023).
Isu yang terkait dengan pro-Israel sering kali merupakan masalah yang sangat sensitif dan memiliki potensi untuk menciptakan perpecahan dalam masyarakat, sekaligus dapat berdampak signifikan pada citra perusahaan. Dalam menghadapi dampak boikot yang muncul akibat isu ini, respons dan strategi Public Relations perusahaan menjadi kunci utama. Aksi yang dilakukan oleh umat Muslim dapat menimbulkan dampak baik atau buruk bagi perusahaan-perusahaan besar di dunia, terutama di Amerika Serikat. Melalui fenomena ini, penelitian pada dua faktor, yaitu nilai religiusitas dan pengetahuan produk, menjadi sangat menarik untuk memahami keputusan konsumen dalam melakukan boikot terhadap produk.

Dampak Boikot Terhadap Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah gambaran psikologis dari berbagai kegiatan perusahaan dalam pandangan masyarakat, yang dibentuk oleh pengetahuan, tanggapan, dan pengalaman yang diterima oleh masyarakat. Menurut Walters dan Paul, citra perusahaan memiliki empat aspek utama, yaitu subjektivitas, skrining, elaborasi, dan ketidakstabilan. Walters (1987) menyatakan bahwa sikap subjektif, perasaan, atau impresi terhadap perusahaan atau kegiatan yang dilakukan oleh konsumen terkait dengan sikap. Dia mengkategorikan elemen citra perusahaan menjadi tiga, yaitu
- Citra institusi, mencakup sikap umum terhadap perusahaan yang menawarkan barang atau jasa
- Citra fungsional berkaitan dengan kegiatan fungsional perusahaan yang menghasilkan laba
- Citra komoditas melibatkan sikap terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Rondonuwu, 2016).
Boikot terhadap suatu produk bisa memiliki dampak yang cukup besar terhadap citra perusahaan. Ketika produk yang menjadi target boikot ditarik dari daftar menu dan digantikan oleh produk lokal, perusahaan harus menghadapi konsekuensi yang dapat merugikan reputasinya. Perubahan dalam menu tidak hanya mencerminkan perubahan dalam aspek kuliner, melainkan juga membuka potensi risiko terhadap penurunan citra dan dukungan yang diterima oleh perusahaan.
Dalam mengatasi konsekuensi boikot terhadap reputasi perusahaan, manajemen perlu merancang strategi yang cerdas dan responsif. Langkah-langkah penting melibatkan komunikasi yang jelas, perubahan kebijakan yang bijak, serta upaya untuk memulihkan kepercayaan dan dukungan publik. Penting juga untuk bersedia mendengarkan umpan balik masyarakat, meninjau kembali posisi perusahaan, dan mengambil langkah-langkah sesuai dengan nilai-nilai yang dihargai oleh konsumen. Dengan demikian, manajemen risiko dan reputasi perusahaan memiliki peran kunci dalam mengatasi kompleksitas dan tantangan yang timbul akibat boikot produk.

Strategi Public Relation

McDonald's dapat mengimplementasikan berbagai strategi Public Relations (PR) untuk mengatasi dan merespons hoax fatwa MUI terkait mengharamkan produk yang dianggap terkait dengan Israel. Berikut adalah beberapa strategi PR yang dapat diterapkan:
1. Pernyataan Resmi:
* McDonald's perlu merilis pernyataan resmi yang menyatakan sikap dan klarifikasi terkait hoax tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun