melihatmu dari kejauhan
seperti kata yang lenyap jadi bayang
terpencar, hilang dalam hening
dan namamu terselip di antara bising
bagai rindu yang tak tahu tujuan
mengendap pelan di tiap percakapan
tak berani memanggil, tak hendak mengucap
betapa ingin kusapa kau tanpa suara
tanpa sekat yang menjerat perasaanku
tapi darah ini menulis aturannya
sebuah takdir yang tak bisa kuubah
di ujung matamu, ada aku yang tenggelam
dalam tatap yang menyimpan asa
aku berdiri di tepi bayangmu
menyulam harap yang hanya kubisikkan pada angin
sebab kau adalah kisah yang tak boleh kuselami
ada larangan yang terukir di antara kita
dan aku mencoba berlapang hati
merangkul kenyataan yang pilu
aku berlari dari rasa yang merantai
menjadi angin yang tak terlihat di sisimu
biarkan aku jadi rahasia
yang mendukungmu tanpa kau tahu
aku menyerahkan diriku pada takdir yang membisu,
menitipkan semua kata yang tak pernah terucap,
sebagai bisikan di tepian malam,
yang mengiringimu dari jauh,
hingga pada akhirnya kau adalah sunyi
yang terdiam di ujung hidupku
dan aku akan tetap menunggu,
menjadi jarak yang tak pernah kau tempuh