Nagari Lawang, Kecamatan Matur, Sumatera Barat, memiliki potensi besar dalam pertanian hidroponik, terutama budidaya sayuran khususnya seledri. Meski pertanian hidroponik menawarkan banyak keunggulan, tantangan utama yang dihadapi oleh kelompok tani di sana adalah keterbatasan pasokan listrik untuk menjaga sirkulasi air di sistem hidroponik. Sistem ini sangat bergantung pada listrik untuk menggerakkan pompa air, dan gangguan listrik dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman hingga gagal panen. Untuk menjawab masalah ini, tim pengabdi masyarakat dari Universitas Negeri Padang (UNP) meluncurkan program penerapan teknologi Panel Surya sebagai sumber utama dan energi PLN sebagai cadangan atau dikenal sebagai sistem hibrida. Pada malam hari atau saat cuaca buruk yang mengganggu pengisian energi dari panel surya ke baterai, energi PLN akan menggantikan tenaga surya sehingga pompa air tetap berfungsi. Perpindahan sumber energi dilakukan menggunakan Automatic Transfer Switch (ATS). Setelah baterai terisi cukup dan dapat menggerakkan pompa, sistem secara otomatis akan kembali menggunakan tenaga surya. Solusi ini dirancang untuk mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional dan memanfaatkan energi surya sebagai sumber daya utama untuk menggerakkan pompa air di instalasi hidroponik. Dengan energi matahari yang melimpah di wilayah tersebut, sistem ini diharapkan mampu bekerja sepanjang waktu, menjaga aliran air tetap stabil.
KEMBALI KE ARTIKEL