15 Maret 2011 15:40Diperbarui: 26 Juni 2015 07:461431
Setelah mengarahkan wajahku ke arah barat, kedua kakinya yang besar menginjak rapat kedua kakiku yang terikat. Tangan kirinya memegang kedua pangkal ketiakku. Setelah mengucapkan doa, kilatan tajam pisau yang baru diasah itu menyentuh leherku. Mula-mula perih, lalu rasa sakit yang tak tertahankan. Aku mengejang, meronta semampuku. Setelah itu gelap.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.