"Kok kita pakai anggaran untuk menyampaikan ke masyarakat sampai Rp 21 M di zaman COVID ini, kenapa dana ini tidak kita efektifkan untuk bantu masyarakat kita, pondok kita, penyuluh agama, yang terdepan memberikan kebijakan terhadap keputusan menteri dan segala macam," kata Achmad geram. "Ini kan Rp 21 M, hanya untuk menyampaikan ke masyarakat batal haji, masyarakat juga sudah tahu batal penyelenggaraan ini, jadi menurut saya ini kita gugurkan saja," tambah Achmad.
Sementara itu menurut  Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Haji dan Umrah Kementerian Agama, Khoirizi mengatakan masih perlu dilakukan Program Diseminasi Pembatalan Keberangkatan Haji Tahun 2021, walau akan memakan anggaran 21 miliar lebih.
Semua peserta haji dan masyarakat pasti sudah tahu kalau haji 2021 dibatalkan karena masih adanya Covid-19, tapi kita belum tahu kalau anggaran untuk pemberi tahunnya atau informasi pembatalan menelan anggaran sampai 21 miliar lebih.
Alangkah baiknya dana sebesar itu digunakan untuk masyarakat yang terkena imbas langsung Covid-19. Rakyat lapar, sedangkan Menteri Agama menghabiskan dana sebesar 21 miliar lebih hanya untuk sekedar pemberitahuan. Kalau seandainya anggaran 21 miliar lebih itu digunakan untuk membeli sembako, berapa rakyat yang sudah terbantu?
Kalau uang 21 miliar itu dibelikan cendol, jangankan minum cendol satu Kementerian agama bersama-sama, berenang di dalam cendol-pun bisa.Â