Menurut legenda lokal, Danau Toba terbentuk dari sebuah kisah cinta antara seorang anak manusia dan seekor ikan. Anak manusia itu bernama Tarung dan ikannya bernama Na Ompu Naga Pabuara. Mereka jatuh cinta satu sama lain dan menikah, meskipun pernikahan mereka dianggap tidak mungkin oleh banyak orang.
Pada hari pernikahan mereka, air di seluruh dunia menjadi surut dan kerajaan bawah laut Na Ompu Naga Pabuara pun terbuka. Tarung dan istrinya kemudian pergi ke dalam kerajaan bawah laut untuk menghadapi tantangan dari ibu Na Ompu Naga Pabuara. Mereka akhirnya berhasil memenangkan tantangan itu dengan bantuan kuda laut yang satu-satunya yang selamat dari kehancuran kerajaan bawah laut. Kuda laut itu membawa kembali Tarung dan istrinya ke permukaan dan membuka kembali kerajaan bawah laut. Namun, rasa iri hati dan dengki beberapa dewa menyebabkan kerajaan bawah laut terkubur di bawah tanah, dan air di seluruh dunia mengalir kembali ke tempat asalnya, membentuk Danau Toba. Tarung dan istrinya, yang telah dianugerahi keabadian, terus menetap di danau itu sampai sekarang.
Namun, teori geologi modern memberikan penjelasan yang berbeda tentang asal-usul Danau Toba. Dalam beberapa juta tahun terakhir, banyak tekanan tektonik dan gempa bumi yang telah menimbulkan bongkahan batuan yang sangat besar dan menekan permukaan tanah kebawah. Akibatnya, cekungan raksasa terbentuk dan air mengalir ke dalamnya, membentuk Danau Toba.
Mungkin kedua hipotesis ini memiliki kebenaran masing-masing seperti halnya teori-teori lainnya. Namun, tidak dapat disangkal bahwa Danau Toba adalah keajaiban alam yang sangat unik dan indah, serta memiliki daya tarik unik untuk wisatawan dari seluruh dunia. Bagaimanapun asal-usulnya, kisah tentang Danau Toba akan selalu menjadi bagian dari tradisi dan legenda Indonesia.
