Beberapa minggu ini kita telah mendengar dan membaca bahwa banyak Klub-Klub Sepakbola di Indonesia mengalami kesulitan keuangan terutama untuk Gaji Pemain dan Pelatih. Ada contoh yang menarik dari
Klub PRO DUTA FC yang berkompetisi di
DU PSSI PT. LPIS tentang bagaimana mengelola
Klub Profesional yang Efektif dan Efisien. Diantaranya yaitu :
- Manajemen @ProDutaFC menekankan pentingnya efisiensi dan efektivitas budget. Setahun hanya habiskan dana Rp 4 miliar. Bagaimana klub lain?
- Pemasukan PRO DUTA FC dari 85% sponsor, 10% sisa anggaran musim lalu dan sisa sewa adboard + tiketing.<
- @ProDutaFC terapkan aturan tanpa bonus bila tim menang. Karena pada prinsipnya para pemain dikontrak untuk menang!
- @ProDutaFC mengambil pemain dari akademi sendiri (86% skuad kami dari akademi sendiri). Sehingga tidak jor-joran untuk gaji.
- @ProDutaFC ikuti klub-klub di Eropa yang tidak mencoba lapangan saat tandang. Tim datang pada hari pertandingan. Bisa hemat budget banyak.
- @ProDutaFC lakukan kontrak jangka pajang selama 3 tahun dengan pengelola Stadion Baharoeddin Siregar. Stadion seolah "milik" tim ProDutaFC.
- @ProDutaFC terapkan model tugas tim manajer dan pelatih jadi satu seperti di klub profesional dunia. Budget tim pun lebih efektif/efisien.
- Manajemen Pro Duta FC tdk mau mengikuti arus harga pemain, pemain yg harus mengikuti standar gaji tim :p
- Satu lagi yg bikin hemat, Manajemen Pro Duta FC selama ini ga menganggarkan "dana" utk wasit.
- Bonus hanya dikasih kalau pemain/karyawan memberikan hasil yg lebih dari yg ditargetkan.
KEMBALI KE ARTIKEL