[caption id="" align="alignleft" width="330" caption="Keraton Kesultanan Buton"][/caption] Kesempatan ke Buton (Baubau), Sulawesi Tenggara, saya manfaatkan untuk mengunjungi benteng Wolio dalam wilayah Keraton Kesultanan Buton. Menurut informasi, benteng itu menjadi yang terluas di dunia, yaitu seluas 22,8 hektar. Ada satu tempat menarik di benteng Wolio:
Liana Latoondu, gua di dinding tebing bagian timur. Gua itu adalah tempat persembunyian Arung Palakka dari pasukan Bontomarannu yang datang mencarinya. ***** Diceritakan bahwa sekira tahun 1660-1661, pasukan Bontomarannu dari Kerajaan Gowa datang ke Kesultanan Buton untuk mencari Arung Palakka. Ketika bertemu Sultan Buton, La Awu Sultan Malik Surullah, terjadi perdebatan tentang keberadaan Arung Palakka. “Saya tidak bohong. Tapi kalau benar Arung Palakka ada di atas tanah Buton, saya bersumpah seluruh rakyat Buton akan terkena
pogoso (bibir pecah-pecah)," kata sultan Buton untuk meyakinkan pasukan Bontomarannu. Raja Buton dan rakyatnya akhirnya memang tidak termakan sumpah, sebab Arung Palakka yang bergelar
Petta Malampe'e Gemme’na (Pangeran yang Berambut Panjang) itu bersembunyi di sebuah 'gua' berbatu, bukannya di atas 'tanah' Buton. Hingga kini, gua persembunyian Arung Palakka itu masih utuh dan sering dikunjungi para wisatawan. Jalanan setapak di bibir tebing curam yang di sekitarnya sudah disemen dibangun untuk memudahkan orang mencapai dan melihat gua. Di Buton, Arung Palakka dikenal dengan nama
Latoondu. Diambil dari dua kata:
La (awalan untuk nama laki-laki di masyarakat Buton) dan
Tounru (Sang Penakluk, salah satu julukan Arung Palakka). Karenanya, gua persembunyian Raja Bone itu dinamai
Liana Latoondu, guanya Arung Palakka. Perlindungan yang diberikan Sultan Buton ternyata terus dikenang dan menjadi dendam tersendiri bagi Kerajaan Gowa. Sekira tahun 1666, Sultan Hasanuddin pun mengirimkan armada berkekuatan 20.000 personal untuk menyerbu Kesultanan Buton. ***** Dari atas benteng Wolio, tampak padat keadaan kota Bau-bau. Tampak pula sebuah pulau kecil sekira 10 menit jaraknya dari Baubau jika ditempuh dengan perahu mesin. Nama pulau itu adalah pulau Makassar. Ada beberapa versi untuk menjelaskan perihal penamaan Makassar untuk pulau berbentuk lingkaran dan memiliki luas sekira 104 kilometer tersebut. Pertama, di pulau itulah para pasukan Sultan Hasanuddin bermukim. Pasukan itu enggan pulang ke Gowa lantaran gagal menemukan Arung Palakka. Apalagi jika mereka gagal, hukuman dari Raja Gowa akan menanti. Kedua, pulau itu dulunya dijadikan tempat untuk menahan sekira 5.000 pasukan Bontomarannu. Pasukan Bontomarannu itu ditahan oleh pasukan Kompeni yang didatangkan dari Batavia ketika Gowa menyerang Buton pada 1666.
Liana Latoondu...Pulau Makassar...sejarah yang menarik!
Sumber: Tulisan Sumpah Bibir Pecah Arung Palakka di Buton, oleh Anwar Jimpe Rachman
KEMBALI KE ARTIKEL