Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Teheran dan Kerusuhan : Sebuah Konspirasi?

23 Juni 2009   18:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:01 329 0
Pelantikan Barack Obama pada tanggal 20 Januari silam dipandang oleh berbagai pihak mampu memberikan sebuah harapan perubahan bagi bangsa Amerika yang tengah berada di dalam kekalutan politik dan ekonomi warisan dari Presiden George W Bush. Serangkaian kebijakan Bush selama 2 periode kepemimpinannya membuat profil politik AS di dunia internasional kian memburuk, perang melawan terorisme yang menjadi titik awal AS memburuknya hubungan AS dengan komunitas Islam, khususnya dengan negara-negara Timur Tengah yang dituding sebagai negara atau komunitas yang mendukung gerakan terorisme, Irak dan Afghanistan telah menjadi korban atas kebijakan represif AS, menyusul Palestina, Suriah, Hezbollah (Libanon Selatan) dan Iran menjadi oposisi kebijakan AS dalam kampanyenya melawan terorisme global.

Beban berat yang ditanggung AS dengan pendanaan perang di Irak yang mencapai 20 triliun Dolar AS belum lagi kematian prajurit-prajurit AS di medan perang, menjadi perhatian penting pemerintahan Obama ditambah lagi deraan krisis finansial global yang berawal dari kerugian besar di perdagangan saham hingga ke industri riil, seperti industri surat kabar, otomotif dan industri lainnya dan baru-baru ini serangan virus Flu babi dari Meksiko.

Perampungan kebijakan AS dalam melawan terorisme, senjata pemusnah masal dan demokratisasi di Timur Tengah tidak mungkin dilanjutkan oleh Obama melalui hard power seperti kebijakan pemerintahan sebelumnya. Kebijakan yang telah menimbulkan sikap sinis dunia Islam terhadap Amerika, khusunya di negara-negara Timur Tengah terutama Iran membuat Obama berjanji untuk memperbaiki hubungannya dengan dunia Islam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun