Beban berat yang ditanggung AS dengan pendanaan perang di Irak yang mencapai 20 triliun Dolar AS belum lagi kematian prajurit-prajurit AS di medan perang, menjadi perhatian penting pemerintahan Obama ditambah lagi deraan krisis finansial global yang berawal dari kerugian besar di perdagangan saham hingga ke industri riil, seperti industri surat kabar, otomotif dan industri lainnya dan baru-baru ini serangan virus Flu babi dari Meksiko.
Perampungan kebijakan AS dalam melawan terorisme, senjata pemusnah masal dan demokratisasi di Timur Tengah tidak mungkin dilanjutkan oleh Obama melalui hard power seperti kebijakan pemerintahan sebelumnya. Kebijakan yang telah menimbulkan sikap sinis dunia Islam terhadap Amerika, khusunya di negara-negara Timur Tengah terutama Iran membuat Obama berjanji untuk memperbaiki hubungannya dengan dunia Islam.