Yasa Adi Susanto: Profesional Hukum dan Pengusaha yang Memiliki Visi Jaminan Kesehatan Gratis
Yasa Adi Susanto bukanlah sosok yang asing dalam dunia hukum dan bisnis di Bali. Dengan pengalaman bertahun-tahun sebagai seorang advokat sukses dan pengusaha yang berdedikasi, Yasa Adi Susanto membawa perspektif yang unik ke dunia politik. Salah satu poin fokusnya yang menarik adalah mengenai jaminan kesehatan gratis melalui BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Realisasi BPJS Gratis: Visi untuk Kesehatan Rakyat
Visi Yasa Adi Susanto mengenai BPJS gratis adalah sebuah upaya besar untuk memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia, khususnya di Provinsi Bali, memiliki akses penuh ke pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa beban premi. Baginya, kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara, dan pemerintah, baik di level daerah maupun nasional, memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak tersebut.
Namun, visi ini tentu saja tidak datang tanpa tantangan. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah apakah APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) masih dapat dialokasikan untuk mendukung program jaminan kesehatan gratis ini? Bagaimana cara memastikan bahwa program ini akan berjalan efisien dan berkelanjutan? Ini adalah beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam perjalanan menuju realisasi BPJS gratis.
Keberlanjutan BPJS Gratis: Menjaga Keseimbangan Anggaran
Yasa Adi Susanto meyakini bahwa APBN dan APBD masih memiliki potensi untuk mendukung program jaminan kesehatan gratis. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan anggaran agar tidak mengganggu stabilitas fiskal negara. Untuk mencapai hal ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Evaluasi dan Pemangkasan Anggaran yang Tidak Efisien
Pemerintah perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap anggaran negara untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang dapat dipangkas tanpa mengorbankan layanan masyarakat. Anggaran yang tidak efisien harus dialihkan ke program-program yang mendukung jaminan kesehatan gratis.
2. Kerjasama dengan Swasta
Yasa Adi Susanto juga melihat potensi kerjasama dengan sektor swasta dalam mendukung program ini. Kerjasama dengan rumah sakit swasta dan perusahaan asuransi kesehatan dapat membantu mengurangi beban anggaran sambil tetap memberikan pelayanan kesehatan berkualitas.
3. Pencegahan dan Promosi Kesehatan
Mengutamakan pencegahan dan promosi kesehatan adalah langkah proaktif yang dapat mengurangi biaya perawatan kesehatan dalam jangka panjang. Program-program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan harus ditingkatkan.
4. Pengawasan dan Transparansi Anggaran
Pengawasan yang ketat dan transparansi dalam pengelolaan anggaran adalah kunci untuk memastikan bahwa dana publik digunakan secara efisien dan tidak terjadi penyalahgunaan.
Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan
Visi Yasa Adi Susanto untuk realisasi BPJS gratis adalah sebuah langkah yang ambisius dan bermakna dalam dunia politik Indonesia. Namun, tantangan besar akan selalu ada, dan langkah ini harus diimplementasikan dengan hati-hati dan bijaksana.
Tantangan utama termasuk bagaimana mengalokasikan anggaran dengan bijak, memastikan bahwa program ini tidak mengorbankan layanan kesehatan yang ada, dan menjaga keberlanjutan dalam jangka panjang. Selain itu, diperlukan komitmen dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, untuk mencapai visi ini.
Dalam menghadapi tantangan ini, harapan besar adalah bahwa visi Yasa Adi Susanto untuk BPJS gratis dapat memberikan akses kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat, mengurangi beban finansial, dan meningkatkan kualitas hidup. Semua pihak perlu bersatu demi mencapai tujuan ini, karena kesehatan adalah hak dasar yang tidak boleh dikompromikan.
Apakah Muluk-muluk?
Visi Yasa Adi Susanto untuk realisasi BPJS gratis di Provinsi Bali dan secara nasional adalah langkah progresif yang memperjuangkan hak dasar kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seperti yang sudah tim analis PSI lakukan penelitian, ABPN dan ABPD masih sering ada sisa anggaran tidak terserap atau mentok penyerapan untuk hal tidak penting.