Hidup yang keras dan sibuk menyebabkan aku nyaris melupakan pencarianku pada kesejatian syahadat. Aku harus selalu berpacu dengan waktu, bergelut dengan hidup memenuhi kewajiban memberikan nafkah untuk keluarga. Rasanya tidak ada waktu sedetik pun yang aku lewatkan untuk bermalasan, sebab jika aku malas, maka aku akan digilas oleh kebutuhan yang tak pernah surut. Dalam bahasa lokal saya sikil nggo sirah, sirah nggo sikil untuk menegaskan betapa aku tidak memedulikan yang lain selain bekerja keras agar aku punya rumah untuk bernaung anak dan isteri, agar aku punya kendaraan sehingga aku dapat bepergian dengan mudah. Dengan satu kalimat : aku benar-benar mengejar dunia.