Akhir-akhir ini, hampir setiap hari pada saat memantau berita baik di televisi, media online maupun media cetak, kita disuguhi berita tentang kekerasan fisik yang terjadi dimana-mana. Tawuran pelajar, tawuran mahasiswa, bentrok antara pengunjuk rasa dengan aparat, tawuran antar kampung di Papua, NTB, NTT, Sulawesi, Sumatera dan seterusnya. Di awal tahun 2000-an, kita dikejutkan dengan pertumpahan darah (lebih tepat disebut pembantaian) etnis Madura oleh etnis lokal di Sampit, Kalimantan. Miris rasanya melihat korban yang berjatuhan. Adapun keluarga korban yang selamat, akan merasakan trauma yang berat dan menyimpan dendam kesumat yang dipendam dalam hati sanubarinya. Sewaktu-waktu, dendam ini dapat ditumpahkan bila ada kesempatan di kemudian hari dan akhirnya akan membentuk siklus dendam yang tidak berujung.