Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Kompasiana, Sebuah Pena Tajam!

27 Oktober 2009   04:31 Diperbarui: 1 Desember 2015   09:59 491 0
Akhirnya saya menemukan Kompasiana. Perjumpaan saya dengan Kompasiana pun "hanya" sebuah kebetulan. Disebabkan kebiasaan saya di setiap akhir minggu membaca Koran Kompas langganan. Yah memang hanya sanggup langganan koran akhir minggu. Kemudian ketika ada fasilitas internet, saya mencoba berkunjung di kompas online dan akhirnya menemukan kompasiana ini. Saya tidak dapat menulis, dan saat ini baru dalam belajar ngeblog. Jadi tentu saja jauh sekali bedanya dengan kualitas para penulis yang berseliweran di Kompasiana. Tetapi saya ingin belajar menyampaikan uneg-uneg yang berseliweran di sekitar saya. Istilah bekennya, menuangkan apa yang saya lihat, dengar dan rasakan. Dan saya mengganggap, Kompasiana merupakan wahana yang tepat. Sebenarnya saya ingin memulai mendaftar ini esok hari bertepatan dengan tanggal 28 Oktober 2009, Hari Sumpah Pemuda. Berharap mendapatkan momentum dan spirit para pemuda yang menggelorakan indonesia sebelum bangsa ini mengenal kata "merdeka". meskipun saya sendiri sudah tidak muda lagi, namun semangat dan jiwa muda, mendorong untuk belajar menulis dan ngeblog di Kompasiana. Tetapi karena terbatasnya akses internet, saya akhirnya tak sabar untuk register di kompasiana hari ini. Saya hanya berharap, Kompasiana dapat menjadi media ekspresi saya. Tempat saya berbisik, berkata atau bengak-bengok terhadap diri sendiri. Syukur jika para kompasianer, dapat mendengar kata-kata saya ini. Sehingga ada respon dan akhirnya terjadi diskusi yang kontruktif. Konon yang paling ditakuti dari penulis adalah pena-nya yang tajam. Mampu menyampaikan tulisan dengan bernas sehingga mempengaruhi pembacanya. Tulisan yang dapat menginspirasi dan menggerakan pembacanya untuk mengikuti isi dan pesan dari tulisannya. Dan saya rasa Kompasiana, adalah pena tajam itu sendiri. Tinggal bagaimana saya dan para Kompasianer mampu memanfaatkan pena tajam ini untuk menghasilkan tulisan yang inspiratif dan mencerahkan. Salam kenal, Eyang Kakung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun