Panas rongga langit di ubun-ubun jauh merangsang keputusasaan berserakan percikkan benci di tanah yang kupijak cinta semu bergelut dikakiku tak ada anyir melati yang kucium hanya sebaris keremangan lampu taman yang menghangat muharramku tahun baru ini milik Tuhanku Ya Robbi sekecap janjiMu lah aku bergantung segala nyawa yang mengalir di raga ini memujaMu Muharramku kutautkan jariku di sela-sela zamanmu meniti jarum detik waktumu biar aku bisa menuju cahaya Illah
KEMBALI KE ARTIKEL