Menurut Hendra, kasus perceraian dewasa ini telah ikut merebak di antara anggota jemaat gereja. Ketika konflik muncul dalam hubungan suami istri dan konflik itu tidak segera diselesaikan, perceraian menjadi opsi yang dianggap paling baik.[1] Hal yang sering dilupakan adalah perceraian ini melukai anak sebagai korban pasif dari keputusan tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL