Beberapa waktu lalu, saya mendapati diri terjebak dalam rutinitas yang tampaknya sederhana: seorang teman sering meminta saya untuk mengoreksi atau memberikan pendapat tentang foto-foto yang ia unggah di media sosial. Pada awalnya, saya menanggapinya dengan konsisten, memberikan pandangan yang jujur tentang apa yang saya lihat. Namun, belakangan ini, saya merasa semakin enggan untuk berkomentar. Bukan karena malas, tetapi karena lelah dengan dunia yang tampak begitu palsu dan penuh dengan pencitraan.
KEMBALI KE ARTIKEL