Walau kala itu yang mama sadari,  kau hanya menyukai suara mama menyenandungkan lagu Maria Bunda Kita."Ave," katamu, meminta mama sekali lagi memuji sang Bunda dalam lirik lagu yang menyejukkan. Mama masih bisa merasakan hangatnya sinar matamu. Biasnya menembus jantung, tak ada lagi yang gelap di hati Mama. Lihat! kau menatap mama dan tersenyum. Senyum yang memantul dari serpihan cintamu.
Sampai saat itu, di hari ke 26, bulan Oktober. Hari masih sangat pagi. Â Sekali lagi mama nyanyikan pujian itu sembari menggenggam erat tanganmu. Menahan laju air mata. Sekuat yang mama bisa, walau lemah jiwa mama.Â