Perkembangan teknologi menghadirkan tantangan baru, terutama dalam pembentukan karakter dan semangat kebangsaan di kalangan generasi muda. Akses informasi dan komunikasi global yang mudah dapat menyebabkan menurunnya rasa kebangsaan dan identitas nasional. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam sistem pendidikan, di mana pendidikan karakter harus tetap menjadi prioritas meskipun arus globalisasi semakin deras. Salah satu cara menghadapinya adalah dengan mengintegrasikan konsep bela negara dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Bela negara adalah kesadaran, sikap, dan perilaku warga negara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.
Teknologi kini menjadi alat penting dalam proses pembelajaran karena kemudahan akses dan adanya berbagai metode belajar yang baru. Namun, tantangan yang muncul adalah bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat, bukan mengurangi, semangat kebangsaan dan kesadaran akan tanggung jawab sebagai warga negara. Teknologi memiliki potensi untuk menyebarkan disinformasi dan memicu individualisme, yang bisa mengikis rasa kebersamaan dan solidaritas nasional. Selain itu, globalisasi yang diperkuat oleh teknologi juga berpotensi mengguncang nilai-nilai tradisional atau kebangsaan. Teknologi memang dapat menjadi alat yang ambigu: di satu sisi memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif, tetapi di sisi lain dapat menimbulkan tantangan dalam mempertahankan kesatuan dan kebersamaan nasional. Oleh karena itu, pendidik perlu merancang strategi pembelajaran yang bijaksana dan seimbang, yang menggabungkan teknologi dengan nilai-nilai kebangsaan secara harmonis.
Di sisi lain, era digital juga membawa peluang besar dalam pengembangan bela negara. Teknologi memungkinkan pengembangan kurikulum berbasis teknologi yang mencakup muatan bela negara, pelatihan guru untuk memaksimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta penerapan metode pembelajaran interaktif dan kontekstual. Sebagai contoh, penggunaan aplikasi simulasi konflik dan solusi damai dapat membantu siswa memahami dinamika bela negara secara lebih praktis. Platform pembelajaran daring juga bisa digunakan untuk menyebarkan konten edukatif yang menekankan nilai-nilai kebangsaan dan patriotisme. Dengan memanfaatkan teknologi, konten pembelajaran dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini, sehingga lebih menarik dan relevan bagi siswa.
Oleh karena itu, sebagai warga Indonesia, kita harus menanamkan jiwa bela negara kepada generasi muda yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Jika bukan mereka, siapa lagi? Meskipun metode pengajaran kini bertransformasi, termasuk dengan penggunaan teknologi digital, hal itu tidak menghalangi kita untuk mengenalkan dan mengajarkan bela negara kepada generasi muda. Selama nilai-nilai bela negara tetap tertanam dan teringat dalam hati mereka, semangat kebangsaan akan tetap hidup.