Terdidik dengan latar belakang orang yang sangat idealis. Tanpa di rencakanakan sebelumnya saya memasuki sebuah lingkungan yang dimana lingkungan ini sangat jauh dari lingkungan saya sebelumnya. Mungkin ini lah yang dinamakan sebuah takdir tuhan. Dunia kelautan menjadikan diri saya sangat mensyukuri apa yang telah menjadi ciptaan allah SWT. Surga bawah laut yang indah , dimana saya bisa merasakan sebuah dunia yang berada di bawah permukaan laut. Kalau anak-anak pendaki gunung menyebutnya MDPL (meter diatas permukaan laut) namun lain halknya dengan kami anak laut yang berarti (meter dibawah permukaan laut) hehehe.
Sampai suatu saat saya jadi tertarik menikmati keindahaan ciptaan tuhan lainnya yang sangat indah untuk kita nikmati dan kita syukuri. Yaitu puncak gunung. Yap, bermula dari mimpi ini lah saya menjadi memiliki rencana supaya bagaimanapun caranya saya harus bisa merasakan pendakian gunung dan merasakan keindahan, kesunyian dan kemurnian dari sebuah puncak gunung. Yah bagaimanapun caranya saya harus pernah merasakan keindahan alam selain bawah laut. Bagaimanapun caranya.
Percayakah kita pada sebuah takdir tuhan karna sebuah keyakinan yang selalu kita pegang ? kesempatan itu ternyata datang pada saat yang tidak kita duga. Kesempatan naik gunung berkat ajakan seorang teman. Sangat tidak terduga dan sangat di luar rencana agenda pada saat itu dan akhirnya Berangkatlah kita ke Gunung Lawu Magetan jawa Timur. Tepatnya tanggal 17 mei kita mulai start dari pos cemorosewu. Jam 2 pagi kabut tebal menghalangi perjalanan kita dengan jarak pandang hanya sekitar 2 meter membuat kita terpaksa stop di pos 4 dan istirahat sampai waktu shubuh menjelang.
Fajar pun mulai menampakan dirinya di sertai dengan dinginnya angin semilir gunung di pagi hari yang entah itu bisa di bilang sejuk ataukah dingin. Yah entah apapun itu rasanya memang sperti itulah kondisi apabila kita berada di atas gunung. Selesai sholat shubuh kami melanjutkan perjalanan untuk summit ke puncak lawu. Dan tibalah kita di puncak lawu jam 7 pagi. Yah inilah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di puncak sebuah gunung. Pertama kali yang akan menjadi awal dan mengawali segalanya untuk pendakian-pendakian selanjutnya. Â 18 Mei 2012 target hidup yang tercapai , target yang tuhan jawab dalam sebuah nama yaitu takdir.
Berpegang teguh lah pada keyakinan, harapan dan cita kita. Dan yakinlah bahwa apabila sesuatu yang kita harapkan, kita impikan bahkan kita cita kan adalah merupakan sesuatu yang kita butuhkan maka Tuhan yang maha adil akan memberikan jalan. Entah kapan, entah bagaimana, entah tiba atas perantara siapa. Tapi percyalah ketika dunia berkata TIDAK pada apa yang kita harapkan, tetapi Tuhan selalu memberikan kata IYA terhadap apa yang kita butuhkan. Selama harapan dan cita itu masih tertanam kuat dalam diri kita. Simpanlah semua angan itu melekat kuat dalam jiwa dan kejarlah angan dan cita itu sampai suatu saat nanti semua akan menghampiri hidup kita dengan jalannya sendiri.
Kawan....
Untuk sebuah takdir yang tidak kita inginkan,
Khalifah Umar pernah mengajarkan
"Larilah dari takdir Tuhan kepada takdir-Nya yang lain."
Tidak berarti kita menyalahi takdir
Tapi bagaimana kita mau bergerak untuk takdir yang lebih baik.
Optimis dan gapailah cita yang tertinggi.
Bukankah Tuhan selalu bersama prasangka hambanNya?
Kawan....
Karena apa?
Karena kita selalu mempunyai pilihan.
Terdiam untuk sebuah takdir, dan bergerak untuk takdir yang lebih baik
Tak adil bila kita hanya berkata yang buruk saja adalah takdir, karen bangkit menuju kesuksesan jugalah sebuah takdir.
Optimis dan gapailah harapan yang tertinggi.
Bukankah Tuhan selalu bersama prasangka hambanya?
Kawan....
Larilah..larilah..larilah..bila perlu melompatlah
Jangan hanya berdiam.
gapailah yang langit yang tertinggi
Salam
Evi Nurul ihsan
Email : evinurul.ihsan@ymail.com