Selama bulan Ramdhan Lemang terlihat dijual hampir di seluruh penjaja takjil Ibu Kota. Makanan yang terbuat dari beras ketan dan dimasak dalam tabung bambu dengan cara dibakar itu memang nikmat disantap saat berbuka. Bayangkan rasanya yang gurih dimakan bersama tapai ketan hitam. Sungguh rasa lapar langsung berganti dengan nikmat yang menggembirakan. Dalam bahasa Minangkabau Lemang disebut Lamang. Negeri Datuk Maringgih ini memiliki berbagai jenis penganan ini. Disamping lemang bambu ada pula yang disebut Lamang Luluik. Makanan yang sering ditemui dalam upacara adat atau pun kenduri, dipilin dalam daun pisang lalu di kukus dalam dandang. Namun dalam tulisan ini saya takan menterjemahkan Lamang Luluik jadi Lemang Lulut. Seperti kebisaan orang Sumatera Barat yang suka mengiindonesiakan nama-nama daerah mereka. Misalnya Sulik Aie jadi Sulit Air. Penerjemahan nama seperti itu kurang tepat menurut saya. Pemberian nama biasanya berasal dari kondisi atau ciri khas daerah dan punya relevansi sejarah. Dari nama saja kita bisa mengenal masa lalu daerah tersebut. Jadi mengapa harus dihilangkan ciri khasnya? Dari Taluak Bayua jadi Teluk Bayur? Taluak Bayua tak berkurang nasionalismenya dibanding Teluk Bayur, bukan? Jadi dalam tulisan ini saya tetap menggunakan nama Lamang Luluik, seperti kebiasaan moyang saya di Kanagarian Magek, Bukittinggi, Kabupaten Agam. Kalau lah Lamang bisa diterjamahkan jadi Lemang
gak penting amat menerjemahkan Luluik jadi Lulut. Karena ke-2 kata tersebut tak memiliki arti khusus. Menurut saya, Lamang Luluik ekslusif berasal dari Kanagarian Magek, tempat kelahiran saya. Sudah riset Google namun tak menemukan bahasan Lamang Luluik atau pun Lemang Lulut dalam khasanah makanan khas Minangkabau di luar Kanagarian yang terletak sekitar 15 KM dari kota berhawa sejuk, Bukittinggi. Kalau pun ada mungkin belum ada yang menuliskan. Yang saya temukan hanyalah Lamang Baluo, mirip pembuatannya namun dari penampilan fisik berbeda dari Lamang Luluik. Lamang Luluik merupakan beras ketan putih yang dimasak bersama santan, digulung daun pisang kemudian dikukus. Di dalamnya diberi unti (isi) berupa kelapa parut yang dibubuhi gula dan vanili.
Membuat Lamang Luluik
Memakan Lamang Luluik
KEMBALI KE ARTIKEL