Dalam keadaan masygul saya menulis artikel ini. Kalau dalam artikel sebelumnya saya menulis tentang ketakutan saya bahwa pergerakan politik WPNCL (West Papua National Coalition For Liberation) yang dipimpin oleh Andy Ayemiseba di Vanuatu akan menjadi faktor pemicu faksi-faksi lain OPM akan bergerak untuk menunjukan eksistensinya, ternyata hal tersebut benar-benar terjadi. Dalam artikel tersebut saya menuliskan ketakutan saya bahwa faksi militer OPM yang akan bergerak, karena pemimpin-pemimpin faksi militer OPM banyak yang tidak sejalan dengan petinggi tiga organisasi politik faksi OPM yang diundang oleh Pemerintah Vanuatu, baik WPNCL, NRFPB (Negara Republik Federal Papua Barat) ataupun KNPB (Komite Nasional Papua Barat). Selain itu, langkah Pemerintahan Vanuatu sama sekali tidak mengundang satu pun faksi militer OPM yang jumlahnya tidak sedikit. Kembalinya terjadi penembakan di Papua oleh “Kelompok Sipil Bersenjata” bisa jadi adalah ajang penunjukan eksistensi dari faksi militer atau bahkan bisa jadi sebagai wujud kekecewaan karena tidak “dianggap” dalam acara rekonsiliasi di Vanuatu, Agustus mendatang.