Apakah pendidikan seks mampu mencegah anak untuk terlibat dalam hal seksualitas? Data dari penelitian Durex mengenai tingkah laku seksual di dunia menunjukkan bahwa negara yang memberikan pendidikan seks paling dini justru merupakan negara yang juga paling cepat melakukan hubungan seks pertama kali.
Austria misalnya memulai pendidikan seks pada rata-rata anak usia 12,4 tahun. Rata-rata usia pertama kali melakukan hubungan seks di Austria adalah 17,5 tahun. Brasil memulai pendidikan seks pada rata-rata anak usia 12,9 tahun dan rata-rata usia pertama kali melakukan hubungan seks adalah 17,3 tahun. Di Indonesia sendiri rata-rata anak menerima pendidikan seks adalah 14,8 tahun. Indonesia termasuk dalam negara dimana hubungan seks pertama dilakukan pada usia rata-rata 22 tahun ke atas.
Jadi pendidikan seks saja tidak dapat membuat anak terhindar dari permasalahan seksual. Diperlukan berbagai aspek yang mendukung kehidupan anak agar mereka mampu mengelola tingkah laku mereka. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan model peran yang positif dalam lingkup kehidupan anak.
Salah satu aspek paling penting dalam membimbing anak dalam hal seksualitas adalah peran orangtua. Orangtua adalah model peran yang paling vital bagi anak. Penelitian yang dilakukan oleh Jean-Yves Frappier seorang ahli pediatric dari University of Montreal Kanada menunjukkan bahwa remaja menganggap bahwa orangtua adalah model peran mereka dalam hal seksualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Frappier juga menunjukkan bahwa orangtua bahkan lebih berperan bagi remaja dibandingkan dengan teman mereka.