Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Kereta Waktu, Perjalanan Bisu

28 Maret 2015   07:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:53 46 0
(1)

Di gerbong kereta aku melihatmu berdiri di keramaian penumpang
dan menghilang ke dalam perjalanan bisu menunggu
stasiun demi stasiun dan menghitung jarak dan waktu
menuju perhentian.

Jendela menayangkan siluet buram hal-hal yang lalu
bersama laju waktu membawamu
pergi, menjauh

Demikianlah kata-kata terlewatkan bersama makna-makna yang memburam.
Saat kau kembali demi pulang, malam semakin mengaburkan
kata-kata tak lagi tergenggam,
tercecer sepanjang antara stasiun demi stasiun yang kaulewati.
Kata-kata menjelma igauan yang terus menayangkan arti-arti serampangan.

Lalu kau yang pergi bukan lagi kau yang pulang.
kau hilang bersama kata-kata yang terus disalahpahami.
Lalu kauhapus dirimu, seperti kata-kata menghilang saja.
Jadi kau cuma pergi,
bukan pulang.

*2014

(2)

Di atas kereta

aku melihatmu berdiri dan menghilang

dalam keramaian penumpang

kilasan & bayangan melesat di bingkai jendela yang buram

Kau pergi bersama leburan ruang-waktu yang dilarikan gerbong perjalanan

Stasiun demi stasiun persinggahan menjelma sketsa penantian

Setiap denting tanda perhentian menyentak kekaburan kesadaran

Lalu perhentian memendam jawab atas pertanyaan-pertanyaan

Adakah kita, di suatu masa

pernah duduk di gerbong yang sama,

bergerak menuju destinasi yang sama,

dalam diam tanpa sapa?

*2014-2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun