Gimana nggak sedih wong jatah hidup perlahan tapi pasti sudah mulai berkurang. Sedangkan menunggu Harbolnas itu bener-bener bikin saya bergairah, meskipun cuma beli lipstick seharga 15 ribu doang. Sayangnya masih ada beberapa masyarakat kita *kita? yang menganggap Harbolnas itu sebagai ancaman. Ancaman apalagi coba kalau bukan dompet beserta kelengkapannya jadi terancam. Seperti kartu kredit misalnya, karena ada sebagian barang-barang yang tidak bisa dibayar dengan tunai. Akhirnya kartu kredit pun jadi meluncur untuk digesek eh salah ding, diinput kodenya.
KEMBALI KE ARTIKEL