Melur lalu menaburkan melur, bunga melati putih ke atas makam Re :Rapi sekali taburannya, hampir menutupi gundukan tanah berumput halus itu. “Ibu, maafkan Melur,”terdengar Melur berbisik saat menjatuhkan tubuhnya dan memeluk makam itu. Hatiku perih. Leherku tercekat. “Maafkan aku Nak…,”ujarku lirih.