Dialog nestapa dari dunia kala itu
Kisah bersama melawan duka
Merenggut jiwa dalam raga
Satu, dua, tiga. Tidak !!!
Bahkan jemari bukan lagi alat hitungnya
Sampai gila otak menjumlahnya
Korban jiwa mencapai juta
Yang masih berjuang mengharap kesempatan nyawa ada juga, haha
Akan jadi tawa penuh derita
Syair sendu penuh rindu
Mengharap gemerlap dulu yang lalu
Bersumpah atas nama ibu
Tak ingin kufur nikmat-MU
Menghamba dalam tiap doa
Diselimut kain bersih tanpa dosa
Berjanji menjadi lebih baik
Bersyukur sana masih ada pahlawan
Bukan ! Bukan patimura dengan pedang
Bukan soekarno dengan orasi membakar nadi
Baca dengan nama tuhan-MU
Benar mereka dengan balutan putih penuh keringat
Kain terkait di antara mulut dan hidungnya
Berkutat dengan suntikan dan obat-obatan
Dengan alat pelindung pertaruhkan nyawa demi banyak manusia
Alasan tugas negara, jiwa manusia, dan agama
Mereka kuat, mereka hebat, mereka lah pahlawannya
Aduh, bodoh ada kisah yang belum didongengkan
Masih ada mereka,
Haha jangan tanya siapa padaku
Baca bodoh ! lihat ! Baca atas nama tuhan-Mu
Mereka yang masih punya cinta
Menyumbang dengan pundi yang ada
Adalagi mereka yang harus berfikir keras
Sakit katanya kepalanya
Mikir ! Mikir ! Mikir !!!
Iya mikir bagaimana cara membuat manusia mau mikir
Banyak lainnya. Akan terlalu panjang nantinya