Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Kisah Suami Sahabatku Diculik

19 April 2014   05:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 441 14
Anakmu berapa sekarang? Usia berapa? Suami kerja apa? Pertanyaan umum ketika bertemu teman lama.

Namanya Wina. Sahabat masa kuliah saya. Lama tak bertemu, suatu saat saya bisa menghubunginya lagi, janjian untuk bertemu. Senang rasanya ketemu teman lama. Dulu kita sama-sama anak kost di belakang kampus. Pertanyaan umum itu tentunya saya keluarkan.

“Anakku ada dua. Suamiku hilang saat anakku yang kecil usianya belum sebulan.” Katanya.

“Hilang gimana maksudnya?” tanyaku heran.

“Ya, hilang.. nggak ada. Aku udah cari kemana-mana, lapor polisi, nggak ada kabar. Keluarganya juga cari kemana-mana nggak ketemu sampai sekarang”.

“Yang bener, mungkin dia pergi?” tanya saya.

“Enggak. Dia nggak pergi sama perempuan lain. Kalau kejadiannya begitu, orang tuanya pasti tau. Ini benar-benar hilang. Dia pamit untuk jadi pembicara seminar. Tapi dia nggak muncul di acara itu. Panitia seminar nyariin.” katanya.

“Nggak kecelakaan?”

“Aku udah cari di RS UKI nggak ada, aku cari di kamar mayat RSCM nggak ada. Bayangin aja, aku kan punya bayi, umurnya belum sebulan. Bapaknya nggak tau ada dimana”.

Air matanya berlinang.

“Saat itu, aku benar-benar kayak orang histeris nyari suamiku kesana kemari. Semua orang aku telponin. Nggak mungkin dia pergi begitu aja, kami belum lama menikah. Baru punya bayi. Masak suamiku nggak ada..” katanya.

“Sekarang yang aku punya cuma surat kehilangan dari polisi. Bukan surat kematian.”

“Menurutmu, suamimu kemana?”

“Aku nggak tau. Mungkin saja dia diculik. Saat itu kan banyak penculikan aktivis.”

“Diculik? Emangnya suamimu aktivis?” tanyaku

“Setahuku bukan. Tapi memang dia sering ada pertemuan bicara-bicara politik. Entahlah Esther, aku nggak tau. Nggak lama kemudian, memang ada yang datang ke rumah, menggeledah paksa barang-barang suamiku. Mereka nggak menemukan apa-apa yang penting. Karena ada orang-orang ini menggeledah barang-barang suamiku, makanya aku berkesimpulan dia diculik”.

“Lalu, bagaimana kamu saat itu? Siapa bantu keuanganmu?”

“Aku bersyukur nggak punya masalah keuangan, kakak-kakakku membantu aku. Mereka berkecukupan. Membantu aku tidak membuat mereka jadi punya masalah keuangan. Tapi kamu tahu lah, aku kan nggak mau berlama-lama dibantu keluarga. Aku kerja lagi. Anak-anak sama pembantu.”

Wina menyeka air matanya.

Setelah pertemuan tersebut, saya dan Wina banyak bekerja sama. Kebetulan bidang usaha kami sama. Wina tidak menikah lagi. Anak-anaknya sekarang sudah besar-besar. Anaknya yang kecil, tidak tahu rasanya punya ayah. Anaknya yang besar mirip ayahnya.

Kepada Tempo, Prabowo mengakui melakukan penculikan. Apakah Prabowo yang menculik suami sahabat saya?

Entahlah, namanya juga orang hilang..

.

- Esther Wijayanti -

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun