Entahlah. Kahid Humas Polda Metro Jaya tidak memberikan bukti pada masyarakat, bahwa yang diperiksa memang urine milik Rasyid Rajasa yang di test pada jam pertama.
Tersangka yang satu ini, memang tersangka yang disayang-sayang. Konon ditempatkan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, namun tidak ada bukti apapun dia ada di situ, apalagi diupload fotonya seperti Novie Amalia yang diupload foto bugilnya di Polsek. Katanya karena Rasyid menderita trauma psikis, padahal Afriyani, Novie Amelia dan Andhika yang sama-sama mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan hilangnya nyawa juga sama-sama mengalami trauma psikis, tapi tetap saja menginap di tahanan. Jangan-jangan Rasyid Rajasa sudah tidak berada di Indonesia. Entahlah. Dia kan tersangka kesayangan polisi dan politisi, masyarakat tidak boleh tau keberadaan dan kondisinya. Jadilah masyarakat bisanya bergosip tentang Rasyid Rajasa ini. Sambil menikmati suguhan tontonan dari penegak hukum republik tercinta ini, apakah hukum berlaku merata untuk seluruh warga negara, atau bisa dibegini begitukan sesuai pesanan.
Terlepas dari tidak boleh tahunya masyarakat akan kondisi Rasyid Rajasa, masyarakat sebagai pembayar pajak, yang digunakan untuk menggaji menteri, yang gaji pokoknya standard nya sebesar Rp. 5.040.000,- dan tunjangan jabatan sebesar Rp.13.608.000 – kecuali bapak Hatta Rajasa menerima gaji tidak standard menteri – masyarakat berhak tahu, dari mana bapak Hatta Rajasa bisa membeli BMW X5 seharga hampir Rp. 1,5 miliar untuk digunakan anak berusia 21 tahunnya?
Dari mana Bapak Hatta Rajasa bisa membayar biaya kuliah anaknya di London? Berapa pajak pendapatan yang dibayarkan oleh Bapak Hatta Rajasa dibandingkan dengan aset beliau?
Ayo dong pak, sebagai abdi masyarakat yang digaji oleh masyarakat, cerita dong sama kita, dari mana anda bisa punya uang sebanyak itu? Kalau bisa besar aset daripada gaji, kita semua kan mau juga jadi menteri.
- Esther Wijayanti -