PT KNA atau PT Keong Nusantara Abadi termasuk salah satu perusahaan yang memproduksi minuman
Aloe vera.
Aloe vera dapat tumbuh dengan cukup mudah pada daerah tropis. Menurut BPS (2022), produksi tanaman biofarmaka
Aloe vera di Provinsi Jawa Timur sebesar 388.034 kg. Proses produksi dari minuman
Aloe vera pastinya menghasilkan limbah salah satunya yaitu limbah kulit
Aloe vera. Limbah kulit
Aloe vera berpotensi untuk membantu proses pertumbuhan dari tanaman, mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg). Selain itu, limbah kulit
Aloe vera juga mempunyai serat yang cukup banyak sehingga dapat memperbaiki dari sifat fisik tanah, memiliki ZPT atau zat pengatur tumbuh berupa auksin dan giberelin. Dengan begitu limbah kulit
Aloe vera termasuk salah satu bahan baku yang tepat untuk dijadikan pupuk cair. Pupuk cair dari limbah kulit
Aloe vera masih memerlukan bahan tambahan untuk dapat meningkatkan kandungan kalium dan rasio C/N pada pupuk cair. Adapun kandungan kalium pada
Aloe vera per 100 gram yaitu sebesar 797 ppm atau setara 0,0797%(v/v) yang tergolong masih rendah. Untuk standar mutu dari kalium pada pupuk cair yaitu sebesar 6% atau setara 60000 ppm. Kandungan kalium sangat diperlukan oleh tumbuhan karena mempunyai peran penting dalam proses fotosintesis untuk pembentukan protein dan selulosa untuk membantu memperkuat dari ketahanan tanaman. Bahan tambahan yang digunakan yaitu maggot yang sudah dihaluskan terlebih dahulu baik dalam bentuk tepung maggot atau jus maggot sebelum dicampurkan dengan limbah kulit
Aloe vera yang sudah dihaluskan. Maggot dapat meningkatkan produktivitas dari tanah. Puppuk cair yang dihasilkan dengan bahan tambahan maggot mempunyai unsur kalium (K) cukup tinggi yaitu sebesar 10,00%(w/v) atau sekitar 100.000 ppm. Rasio C/N pada maggot yaitu sebesar 15 atau lebih kecil. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No 70 Tahun 2011, menyatakan bahwa standar mutu untuk kandungan kalium masing-masing yaitu sebesar 3-6%.  Adapun alat yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaduk kayu, pH meter, termometer, tabung komposter, ring bulat, alat tumbukan. Kemudian untuk bahan yang digunakan yaitu limbah kulit
Aloe vera, maggot, EM4, ragi tape, mess atau ZA, molase, bekatul, air. Pupuk cair yang dibuat menggunakan bahan dasar limbah kulit
Aloe vera dengan variasi penambahan tepung maggot atau jus maggot. Untuk kontrol yang digunakan yaitu pupuk cair tanpa penambahan dari tepung atau jus maggot. Dalam 1 perlakuan membutuhkan limbah kulit
Aloe vera sebanyak 200 kg. penelitian ini disusun dengan menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan. Adapun Faktor 1 adalah perlakuan, sedangkan Faktor 2 adalah waktu inkubasi selama 28 hari atau 4 minggu. Faktor 1 yaitu :
KEMBALI KE ARTIKEL