Salah satu tantangan terbesar yang pernah saya hadapi adalah hidup dengan penyakit kronis. Terlepas dari keterbatasan fisik dan rasa sakit yang masih setia sampai detik ini, saya telah belajar menemukan humor dalam pergumulan sehari-hari yang saya hadapi. Saya sering bercanda dengan orang-orang yang saya kasihi tentang keanehan gejala yang saya alami, menghabiskan sepanjang hari di tempat tidur karena terlalu lelah untuk bangun dari tempat tidur, atau saat saya tidak sengaja menumpahkan kopi ke baju. karena tangan terlalu gemetar untuk memegang cangkir.
Menertawakan perjuangan sendiri juga membantu mempertahankan sudut pandang dan tidak menganggap diri ini terlalu serius. Ketika terjebak dalam rasa frustrasi dan kemarahan yang mungkin timbul karena hidup dengan penyakit kronis, saya mengingatkan diri sendiri untuk mengambil langkah mundur dan menertawakan situasi tersebut. Hal ini membantu saya untuk mengingat bahwa, pada akhirnya, perjuangan bukanlah akhir dari segalanya, dan selalu ada sesuatu yang patut disyukuri.
Selain membantu mengatasi kesehatan fisik, menertawakan perjuangan sendiri juga menjadi alat yang berharga dalam mengelola kesehatan mental . Hidup dengan penyakit kronis bisa menjadi hal yang sangat mengasingkan diri, dan mudah bagi kita untuk merasa seolah-olah tidak ada seorang pun yang memahami apa yang saya alami. Namun, ketika saya mampu menertawakan perjuangan sendiri, saya diingatkan bahwa saya tidak sendirian, dan ada orang lain di luar sana yang memahami apa yang saya alami. Rasa keterhubungan dan pengertian ini telah menjadi aspek penting dalam perjalanan penyembuhan saya, dan telah membantu membangun sistem dukungan dari orang-orang terkasih yang dapat memberikan dukungan emosional yang saya perlukan.
Secara keseluruhan, pencapaian terbesar saya adalah masih bisa menertawakan perjuangan saya sendiri. Kemampuan ini telah membantu saya untuk tetap bersikap positif dan tangguh dalam menghadapi kesulitan, dan mengingatkan bahwa, apa pun tantangan yang saya hadapi, saya tidak sendirian.
