Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Di Saat Kondisi Negara Terpuruk, Sampah Medis Kian Menumpuk

10 Desember 2021   22:36 Diperbarui: 10 Desember 2021   22:55 121 1
Pandemi COVID-19 yang dimulai pada Maret 2019 membawa dampak besar terhadap bidang kesehatan di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Salah satu dampak yang menjadi perhatian karena diperlukan penanganan cepat dan khusus yakni peningkatan sampah atau limbah medis baik itu dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) seperti limbah B3 hingga sampah medis yang berasal dari masyarakat seperti masker dan sarung tangan bekas pakai.

Pengertian limbah medis menurut Departemen Kesehatan tahun 2001, limbah medis adalah limbah yang berasal dari aktivitas fasilitas layanan kesehatan seperti pelayanan medik, praktik perawatan gigi, farmasi, penelitian dalam laboratorium kesehatan, pengobatan, perawatan, dan pendidikan yang menggunakan bahan-bahan bersifat beracun, berbahaya atau membahayakan, dan infeksius kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan data persentase kenaikan limbah medis selama masa pandemi ini mencapai 30% hingga 50%. Hingga Oktober 2020, dilaporkan bahwa dari 34 provinsi total limbah medis mencapai angka 1.662,75 ton.

Dalam wawancaranya bersama CNN Indonesia pada (13/11/2020), Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati mengatakan bahwa permasalahan limbah medis khususnya B3 perlu penanganan serius dan segera, karena jika tidak, maka hal tersebut dapat menjadi salah satu mata rantai penyebaran virus COVID-19.

Dalam kurun waktu 1 tahun terhitung sejak awal pandemi COVID-19 mewabah di Indonesia hingga bulan Juni 2021, tercatat sebanyak 18.460 ton sampah medis dihasilkan selama pandemi ini. Sampah medis tersebut berasal dari berbagai tempat seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit darurat, tempat isolasi, dan lain sebagainya. Data tersebut memberikan fakta baru bahwa sampah medis di Indonesia meningkat hingga 50%.

Sampah medis termasuk kedalam kategori B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dimana hal ini dapat membahayakan masyarakat apabila tidak ditangani dengan baik. Sampah yang termasuk kedalam kategori B3 antara lain masker, jarum suntik, APD (baju hazmat), botol vaksin, face shield, perban, infus bekas, dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut meningkat selama pandemi COVID-19 ini. Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa sampah medis diperkirakan dapat meningkat di Indonesia hingga 439 ton per harinya.

Di Ibu Kota Jakarta saja tercatat sejak bulan April hingga Desember 2020, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah mengurus 1.200 kilogram sampah masker sekali pakai yang berasal dari rumah tangga. Selain itu, terdapat juga 6391.88 ton sampah medis yang berasal dari fasilitas kesehatan di Jakarta. Angka tersebut didapat berdasarkan pencatatan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun