Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada PR dan Periklanan

30 Desember 2023   15:45 Diperbarui: 30 Desember 2023   15:59 79 0
Peran pemasaran dalam mengenalkan produk kepada konsumen memerlukan pendekatan khusus untuk membuat produk diminati dan digunakan oleh konsumen. Konsep pemasaran satu lawan satu (one-to-one marketing) oleh Don Peppers dan Martha Rogers menyoroti tiga kemampuan kunci bagi pemasar: manajemen basis data pelanggan, interaktivitas, dan mass customization.

Dalam era satu lawan satu, pendekatan pemasaran beralih dari komunikasi massal, siaran, dan komunikasi satu arah menjadi tidak relevan. Lebih mengedepankan komunikasi satu lawan satu atau yang sering disebut komunikasi tersegmentasi, menjauh dari model iklan besar-besaran.

Contoh produk kecantikan seperti  Clinique / SK II , meskipun mahal dan tidak sering diiklankan secara besar-besaran, tetap diminati oleh konsumen kelas atas. Hal serupa terjadi dengan bedak Mars dari Kimia Farma yang, meskipun kelas menengah ke bawah, tetap bertahan dan digunakan secara turun temurun tanpa perlu kampanye iklan yang agresif.

Pentingnya komunikasi peer-to-peer daripada top-down dalam membentuk citra merek terlihat dalam pergeseran pemasaran sejak era teknologi informasi dan internet. Sejak tiga puluh tahun lalu, ada pergeseran dari orientasi periklanan ke orientasi public relation, di mana public relation dapat membangun persepsi positif.

Perbedaan antara periklanan dan public relation mencerminkan dongeng klasik tentang "Matahari dan Angin". Periklanan sering kali memaksa dengan pendekatan visual, sementara public relation lebih memfokuskan pada pendekatan personal dan langsung untuk membangun kredibilitas dan merekomendasikan produk kepada konsumen.

Public relation dan periklanan dapat saling melengkapi dengan teknologi canggih. Periklanan dapat mencapai pangsa pasar secara luas, sementara public relation lebih efektif dalam menjalin hubungan personal satu lawan satu. Kreativitas dalam public relation juga menjadi kunci, memperkuat ide-ide yang sudah ada dan membangun kepercayaan konsumen.

Dalam pemasaran produk, pendekatan satu lawan satu memiliki peran penting dengan fokus pada manajemen basis data pelanggan, interaktivitas, dan mass customization. Pergeseran dari komunikasi massal ke komunikasi tersegmentasi menekankan pentingnya interaksi pribadi dan hubungan satu lawan satu.

Studi kasus produk kecantikan menunjukkan bahwa merek-merek seperti Kanebo dan Clinique tetap diminati tanpa kampanye iklan besar-besaran. Perubahan dalam paradigma pemasaran dari orientasi periklanan ke orientasi public relation memperkuat konsep pentingnya komunikasi peer-to-peer.

Perbedaan antara periklanan dan public relation memunculkan kebutuhan akan pendekatan yang lebih personal dan langsung dalam membangun citra merek. Integrasi periklanan dan public relation dengan teknologi canggih dapat memaksimalkan dampak pemasaran, di mana kreativitas dan kepercayaan konsumen memainkan peran sentral.

Ada suatu perubahan signifikan di dunia komunikasi, dianggap sebagai "Revolusi Komunikasi" oleh beberapa ahli. Manusia sebagai makhluk sosial selalu menjalin hubungan dengan media komunikasi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman. Dalam era teknologi saat ini, kehidupan sehari-hari tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi, yang memberikan dampak besar baik positif maupun negatif.

Schramm (1988) menyebut perkembangan ini sebagai revolusi komunikasi, bagian dari serangkaian perubahan sejarah manusia. Marshall McLuhan mengartikan bahwa "media adalah era massa," menunjukkan bahwa kita hidup dalam era media massa, terutama di era elektronik yang memengaruhi cara berpikir, merasakan, dan berperilaku. McLuhan membagi sejarah manusia menjadi empat periode, dari The Tribal Age hingga The Electronic Age, yang ditandai dengan ditemukannya teknologi komunikasi seperti telegraf, radio, dan internet.

Penggunaan internet meledak pada akhir 1990-an menciptakan tantangan besar bagi perusahaan dot-com pemula, tetapi juga membuka peluang besar untuk mendapatkan publisitas dan ketenaran. Periklanan dan public relation menjadi dua komponen yang saling melengkapi dalam memanfaatkan teknologi baru, terutama internet, untuk memperkenalkan produk dan membangun identitas perusahaan.

Konsep penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia komunikasi, periklanan, dan public relation memiliki hubungan yang signifikan. Agen periklanan dan public relation memerlukan komunikasi efektif dengan konsumen, dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi membentuk dasar untuk pengembangan strategi pemasaran.

Dalam era komunikasi yang canggih, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar, periklanan dan public relation telah mengalami berbagai perubahan. Teknologi komunikasi, terutama internet, menjadi alat penting dalam pengembangan periklanan dan public relation untuk mencapai tujuan pemasaran. Meskipun teknologi membawa dampak positif, perlu perencanaan dan pengelolaan yang cermat untuk memaksimalkan hasil dan mengatasi dampak negatifnya. Membangun merek melibatkan penciptaan iklan dan public relation yang terbantu oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, membuka peluang untuk membangun jalur sosialisasi pemasaran yang efektif kepada konsumen.

Perkembangan dunia digital menghasilkan sejumlah profesi baru seperti content creator, copywriter, dan SEO specialist. Pemanfaatan profesional ini bukan hanya untuk memperluas jangkauan bisnis, tetapi juga untuk memperdalam kekuatan melalui endorser digital. Pengaruh platform berbasis teknologi membawa perubahan dalam cara perusahaan berbisnis dengan iklan online, yang didominasi oleh Facebook dan Google dalam pendapatan iklan internet. Perubahan ini mencakup penurunan pengeluaran iklan pada media konvensional dan efektivitas kampanye singkat di media sosial, terutama Snapchat. Instagram juga menjadi area bagi selebgram yang mencari pendapatan melalui postingan. Partisipasi positif dari publik atau konsumen menjadi kunci sukses dalam era disrupsi, di mana iklan membuka ruang untuk kontribusi yang bermanfaat. Evolusi ini juga memengaruhi industri periklanan dengan terkoneksi secara virtual dan proses produksi yang lebih efisien.

Instagram merupakan salah satu platform media sosial yang paling aktif digunakan untuk kegiatan jaringan, menawarkan peluang bagi selebgram untuk menghasilkan pendapatan melalui postingan mereka. Tarif yang diberikan kepada selebgram biasanya tidak sebanding dengan biro iklan, dan produk atau perusahaan yang dipromosikan cenderung berasal dari bisnis Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Tabel 1 menunjukkan bahwa influencer Instagram dengan lebih dari satu juta pengikut bisa memperoleh pendapatan sepuluh juta rupiah per posting, sementara selebgram dengan lima ratus ribu pengikut tarifnya berkisar antara delapan hingga sembilan juta rupiah per posting. Untuk mereka yang memiliki pengikut di bawah lima ratus ribu, tarifnya berkisar antara lima hingga enam juta rupiah per posting. Harga berbeda berlaku untuk postingan di feed Instagram dan Instagram Story, yang merupakan video singkat yang aktif selama 24 jam. Selebgram dengan lebih dari lima ratus ribu pengikut dapat menetapkan tarif sebesar dua juta rupiah untuk Instagram Story.




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun