Image akan angkernya kantor polisi di Kabupaten Bantul pupus sudah. Hari itu aku sukses memperpanjang SIM-A dengan sangat lancar. Dunia menjadi begitu indah ketika berhasil memperpanjang SIMku yang sudah mati tanpa memakai jasa calo dan tanpa ada denda. [caption id="attachment_144752" align="aligncenter" width="160" caption="Polisi Lalu Lintas"][/caption] Lima tahun lalu, kala aku menginjakkan kaki di Polres Bantul dan ketika aku bersikap sok bingung, maka seorang calo (oknum polisi) mendekatiku dan menawarkan jasa untuk mengurus perpanjangan SIM-ku. Hari ini ketika aku sedang memerlukan "calo" untuk mempercepat urusanku, ternyata tidak ada satupun orang yang mendekatiku. "Huaduh... baru banyak urusan dan waktuku bisa habis di polres nih", begitu kataku dalam hati "Dimana ya antrian perpanjangan SIM ini, kok tidak ada antrian mengular seperti biasanya ya?" Hari ini aku memang harus mendatangi beberapa tempat dalam rangka mengurus kepergianku ke tanah suci. Aku hanya punya waktu hari ini dan semua ini harus kuselesaikan tanpa ada perpanjangan waktu. Yang terjadi kemudian adalah seperti yang kuimpikan. Semuanya berjalan lancar dan hari ini aku menikmati indahnya berjalan-jalan berdua dengan istri dari satu tempat ke tempat yang lain. Mulai dari kantor Polres, Bank Mandiri, Kantor Depag dan tidak lupa Resto Enaak, sebagai selingan acara. Sepanjang perjalanan ini kurasakan rimbunnya jalan utama Bantul dengan pohon besar di kanan kiri jalan. Mirip dengan Jalan Sudirman di Medan, sangat teduh dan menentramkan hati. Saat berhenti menunggu lampu merah, cuaca yang panas tidak membuatku gerah, karena ada pohon rindang yang rapat di kanan kiri jalan utama ini. Sempat kelupaan belum periksa dokter, ternyata proses periksa dokter sangat cepat dan cuma membayar 20.000 rupiah saja. Dokternya khas Jogya banget, ramah dan "semanak". Rasanya seperti diperiksa oleh saudara sendiri yang jadi dokter. Selesai periksa dokter langsung ambil formulir dan bayar ke loket BANK. Yang jaga manisnya luar biasa, biasanya kalau sudah ketemu cewek cantik cameraku suka keluar sendiri, tapi aku tidak sempat mengabadikan sang cewek, karena bagitu cepatnya proses pembayaran ini. Aku harus pergi ke loket lain, tempat aku mengambil formulir sebelum ke BANK dan ternyata semua proses hanya memerlukan loket yang jumlahnya cuma tiga tempat. Loket pertama untuk pembayaran biaya perpanjangan SIM-A, cukup 80 ribu rupiah. Loket ke dua untuk semua urusan kecuali pembayaran dan foto. Loket terakhir adalah loket antri foto. Dari tiga loket ini, hanya loket antri foto yang paling lama. "Saya sudah sejak jam 08.00 di loket ini dan sampai sekarang sudah dua jam lebih belum dapat panggilan foto" "Wah lama banget ya antrinya", celetukku dan mbak yang ada di sampingku mengangguk mengiyakan. "Habislah sudah waktuku di sini. Padahal masih banyak tempat yang harus kudatangi", bisiskku dalam hati. Setelah melihat nomor antrian mbak yang di sampingku, akhirnya istriku mengusulkan untuk jalan dulu ke tempat yang lain. "Kita jalan dulu yuk", kata istriku "Nanti kalau dipanggil dan kita tidak ada gimana?", kujawab ajakan istriku dengan enggan karena membayangkan angkernya pak Polisi kalau pangggilannya disepelekan. "Nggak papa, masih lama gitu lho..", rupanya istriku kepanasan di antrian loket foto ini dan ingin cari tempat lain sekaligus untuk mengurus hal-hal lain yang harus diselesaikan hari ini. Akhirnya dengan berat hati aku menuju parkiran sepeda motor dan membayar parkir ke tukang parkir yang terlihat selalu tersenyum, padahal panasnya lapangan parkir cukup menyengat. Akupun terbawa senyumannya dan ikut tersenyum sambil mengajaknya ngobrol dengan obrolan sok akrab. "Medhal riyin mas, mangke mriki malih (Keluar sebentar mas, nanti ke sini lagi)" "Monggo mas (silahkan mas)" "Tinggal nunggu foto saja tapi kok antrinya masih jauh ya?", kataku terus berbasa basi. Rupanya tukang parkir itu tidak hanya bertugas sebagai tukang parkir, langsung keluar nasihatnya ketika melihat nomor antrianku. "Jam dua mas kalau nomornya seperti itu" "Berarti aku datang jam dua saja ya mas?", anggukan tukang parkir membuatku merasa nyaman untuk meninggalkan area parkir ini. Berdua dengan istri aku kembali mengarungi jalan-jalan di Bantul, keluar masuk kantro depag dan Bank. Bahkan sempat beli kipas angin dan pangkas rambut segala. Ketika aku bingung mencari lokasi makan siang yang nyaman, petugas Bank menunjukkan padaku resto yang nyaman, lengkap dengan tempat ibadah dan toilet yang bersih. Makanannya enak dan harganya reasonable.
Warungnya namanya juga ENAAK dengan dua A dan ada fasilitas Hotspot gratis di lokasi. Sebelum jam dua, aku kembali meluncur ke POLRES dan ternyata antrian foto sudah sepi, bahkan terlihat seperti mau tutup. Aku langsung merasa kurang enak. Pasti tadi sudah dipanggil dan kubayangkan pak Polisi pasti marah begitu aku sampai di tempat foto. Ternyata semua berjalan lancar. Aku disuruh langsung masuk, duduk dan kemudian langsung dipersilahkan mengambil posisi untuk diambil fotonya. Selesai diambil foto aku langsung keluar dan mencari tempat yang nyaman untuk duduk menunggu panggilan lagi. Eh, belum sempat dapat tempat duduk ternyata namaku sudah dipanggil oleh pak Polisi dan SIM-ku sudah langsung kuterima dalam kondisi hangat ! Benar-benar fesh from the oven nih. Alhamdulillah, nikmatnya mengurus perpanjangan SIM tanpa pakai calo. Jogya (memang) Istimewa : Salut buat pak Kapolres. Tidak salah kalau Jogya dijadikan barometer untuk pelaksanaan pemerintahan yang jauh dari korupsi. Bahkan tukang parkirnyapun hafal dengan mukaku dan tidak menagih parkir lagi meskipun aku beberapa kali keluar masuk. Sekali lagi Jogya memang Istimewa dan Salut buat para Kapolres, karena ternyata tidak hanya di Bantul pelaksanaan perpanjangan SIM yang nyaman ini. Di Kabupaten Sleman juga tidak kalah nyamannya. [caption id="attachment_144754" align="aligncenter" width="640" caption="Latihan beladiripun sambil tersenyum"][/caption] +++ Jadi ingat dengan proses pengurusan pasport di Krawang nih. Silahkan
baca disini. Semoga makin banyak instansi pemerintah yang jauh dari kegiatan korupsi. Hidup Indonesia, hidup Jogyaku (yang istimewa) dan
BERHATI NYAMAN.
KEMBALI KE ARTIKEL