Membaca
tulisan Cechgentong terbaru, saya menjadi berkaca-kaca. Bukan karena tulisan Cechgentong mengharukan atau menyedihkan, tetapi tulisan tersebut mengingatkan saya pada banyak hal, juga tulisan tersebut seperti menaburkan garam dalam luka yang saat ini saya alami. Luka yang timbul karena gejolak hati , satu sisi saya adalah orang yang harusnya bekerja untuk petani, tetapi saya sendiri sangat ragu apakah selama ini saya benar-benar memberikan kontribusi pada perkembangan petani, disisi lain saya ingin kembali ke dunia saya yang hilang semenjak saya menjadi orang kantoran, bergelut dengan kertas, yang kadang didalamnya penuh dengan kata petani dan pertanian.
KEMBALI KE ARTIKEL