Mengutip melalui NU Online, Gus di dalam Islam identik dengan kyai muda yang kelak akan menjadi penerus pesantren atau madrasah tempat kedua orang tuanya memimpin disana. Seiring berjalannya waktu, sebutan Gus tidak hanya diberikan kepada putra kiai, tetapi juga kepada tokoh agama di kalangan NU meskipun mereka bukan keturunan kiai. Mereka biasanya memiliki pengetuan agama Islam yang luas dan mendalam.
Sebenarnya sudah ada beberapa kejadian dari Gus yang mencoreng dan mempermalukan agama Islam. Baru-baru ini, pada tanggal 2 Desember 2024, citra seorang Gus mendadak menjadi turun drastis. Gus Miftah, seorang yang katanya 'pendakwah' menghina seorang penjual es yang sedang menjajakan dagangannya. Ia melontarkan kata-kata yang kasar sehingga bisa jadi Pak Sunhaji (penjual es) merasa sakit hati. Tidak hanya penjual es, bahkan netizen pun geram atas kelakuannya.
Berita ini mencuat hebat dan menjadi topik yang hangat selama satu minggu. Netizen mengungkapkan seharusnya  sesama manusia yang sedang bekerja tidak boleh saling menghina dan mengejek, sesama manusia saja tidak boleh, apalagi seorang Gus yang seharusnya menjadi panutan bagi santri maupun masyarakat.
Dampak dari kejadian ini, banyak masyarakat yang mempunyai stigma negatif tentang Gus, bahkan dikaitkan dengan ormas yang berkaitan, yakni Nahdlatul Ulama karena pada umumnya panggilan Gus dipakai di pesantren NU. Masyarakat menganggap bahwa pesantren yang mengangungkan Gus akan membawa dampak buruk.
Padahal di realitanya, Gus Miftah dan yang setipe dengannya mungkin hanya sebagian kecil dibandingkan dengan Gus yang lain. Masih banyak Gus dan pendakwah yang menyampaikan ajaran Islam dengan benar sesuai dengan arahan Rasulullah. Walaupun begitu, Citra Gus saat ini benar-benar sudah dianggap rendah oleh masyarakat.
Seharusnya seorang Gus atau Ustaz atau siapapun yang membawa pesan agama, hendaknya menyampaikan pesannya dengan baik dan sesuai ajaran Rasululllah. Karena masih banyak orang yang perlu ilmu agama, kalau bukan dari para pendakwah yang baik dan benar, kepada siapa lagi umat akan belajar?
