Dua puluh menit lagi jarum jam menunjukkan pukul 4 sore. Shalawat dari masjid lirih terdengar menandakan saat azan ashar akan segera bergema. Kembali kulirik handphone Nokiaku yang sudah mulai butut. Namun hingga saat ini belum ada sms konfirmasi pembatalan yang masuk. Sehingga menguatkan azzamku untuk segera ke tempat yang telah ku janjikan kemarin. Namun, gema azan ashar yang belum berkumandang menunda langkahku, sadar bahwa shalat ashar lebih penting dibanding pertemuan bersejarah ini. Pertemuan yang mungkin akan mengubah perjalanan hidupku kelak dikemudian hari.