setelah pagi berlalu. aku mengambil siang untuk menggantikannya. lengkap dengan matahari beserta teriknya. sekolah kutinggalkan membekas telapak kakiku di sana. aroma khas metromini menyambutku menuju kepulanganku. sementara bangku kosong memberikan ruangnya untuk dudukku. waktu bergulir berdetak seiring rasa kantuk setelah penat belajar tadi. belum lagi terlelap. suara derit rem menjerit menghentikan laju rodanya. lalu suara teriakan itu terdengar bising memekakkan telingaku. segerombolan pelajar sebayaku memaksa masuk sambil mengacungkan senjata. caci maki mulut mereka memerahkan telinga. kulihat kebencian di wajah mereka. kulihat merah penuh amarah.
aku berdiri dari dudukku. sesaat waktu berlalu. dan terasa panas pisau itu. menghujam tubuhku. kudekap lukaku. kubawa lari pulang kembali. darah melukis tiap luka di atas hitam panas aspalnya. aku hanya ingin pulang. aku takut bunda cemas mencariku.
namun kaki ini terasa kian berat membebani. aku tersungkur jatuh dalam ruang gelap. kosong. tanpa cahaya. tanpa udara. hanya bau tanah mulai tercium saat sedikit demi sedikit terasa menimbunku.......