Beberapa hari lalu, saya pergi ke Jakarta dengan menaiki pesawat. Seperti biasa, suasana di Bandara Soekarno-Hatta seperti “ramai-lancar”. Bangunan terminal tua yang membosankan itu masih saja berdiri tegak dan ramai lalu lalang orang. Konsep Bandara Soetta sendiri sudah jauh –benar-benar jauh- tertinggal dibanding bandara luar negeri, bahkan beberapa bandara-bandara di nusantara ini. Bandara ini (untuk terminal 1 dan 2) masih menganut bandara hanya sebagai “jembatan” para pelancong dan turis menuju ke kota atau negara lain. Padahal, sebagian besar bandara di dunia sudah harus menganut bandara sebagai “one-stop place”, dimana para pelancong dan turis bisa membeli barang-barang mewah di bandara, menikmati kenyamanan bandara saat menunggu flight pesawat, dll. Bandara seakan sudah menjadi “mall” dimana penumpang harus dibuat nyaman saat menunggu penerbangan agar tidak bosan.
KEMBALI KE ARTIKEL