Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Sadar Itu Mahal Kecuali Jika Tuhan Mulai Mencambukmu

17 Oktober 2011   11:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 552 0
Go Green! untuk masyarakat di daerah Sulawesi Selatan mungkin tidak asing dengan slogan tersebut, yah salah satu program Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur yang sedang menjabat periode ini.

Antara wacana dan realisasi memang agak sulit disatukan, apalah arti sebuah slogan tanpa tindakan nyata di lapangan. dan saya tahu tidaklah benar jika tugas seberat itu dibebankan kepada kedua sosok pemimpin tersebut, saya pikir mereka takkan mampu, sungguh!.

Belakangan ini di Sulawesi Selatan kerap terjadi bencana alam, bukan tanpa sebab, keseimbangan Alam sudah terganggu akibat ulah segelintir manusia yang tidak bertanggungjawab. Misalnya Banjir bandang di Pangkep yang menyebabkan beberapa warga kehilangan harta benda, Longsor di daerah hulu sungai jeneberang Malino, dan yang banyak diwanti-wanti adalah pendangkalan DAS jeneberang yang bisa kapansaja menenggelamkan kota makassar dan sekitarnya jika tidak segera dibenahi, masih banyak bencana alam yang tidak murni karena proses alam tetapi tidak lepas dari campur tangan manusia.

saya teringat sebuah bacaan "Alam,Manusia dan Tuhan", referensi tersebut pernah di presentasikan oleh pemerhati petualangan di Makassar, Bang Nevy James Tonggiroh. Alam dan manusia saling menjaga sebagai manifestasi cinta kepada Tuhan, apabila Alam dan Manusia bisa saling menjaga dan saling memberi manfaat maka kerusakan akan menjadi minim, tapi sifat rakus kemudian menguasai manusia untuk mengambil manfaat sebesar-besarnya terhadap alam sementara disatu sisi tidak memberi tindak pemeliharaan, sebanyak apapun sumber daya alam yang tersedia jika terus menerus dikuras akan habis juga. Nampaknya sebagian orang hanya mampu menjadi konsumen yang anarkis tanpa rasa prihatin dan peduli akan keberlangsungan ekosistem alam. Hubungan timbal-balikpun hanya menjadi teori dipelajaran biologi dibangku-bangku sekolah susah sekali diaplikasikan.

sikap rakus itu lah yang kemudian mendatangkan musibah, rasa bersalah baru datang ketika alam sudah meminta korban dari ulah segelintir orang, sadisnya jika orang tidak bersalahpun harus menjadi tumbal.

Hutan di hulu ditebang, padahal itu adalah daerah resapan air ketika hujan akibtnya jika volume air terlampau banyak yang akan lahir adalah banjir, banjir bandang. Kesadaran itu susah ditumbuhkan ketika Tuhan belum memberi peringatan, bermacam cambukan datang maka tontonan menyenangkan adalah manusia berbondong-bondong sholat istiqamah meminta kemurahan Tuhan. setelah amarah Tuhan reda mari berbalik menjadi pembangkang! Murah sekali akhlak ini, mudah terbeli olah ke-fana-an berupa Rupiah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun