Dalam perjalanannya, Aruna tidak hanya mencicipi makanan, tetapi juga berusaha memahami budaya pada setiap tempat kuliner yang dikunjunginya. Melalui lidahnya yang sangat peka terhadap cita rasa suatu makanan, Aruna membawa pembaca untuk memahami bagaimana makanan bisa menjadi ciri khas suatu daerah dan dapat terkait dengan budaya.
Novel ini tidak hanya sekedar tentang rasa makanan, tetapi juga menggambarkan pesan-pesan penting dalam kehidupan. Aruna bukanlah hanya seorang penikmat makanan, namun juga seorang wanita dengan emosional yang pelik. Kisah cintanya yang ruwet memberi padangan baru terhadap karakternya. Seperti dalam kehidupan, rasa yang terdapat dalam makanan tidak selalu terasa nikmat, mencerminkan perjalanan hidup yang penuh dengan kejutan dan tantangan.
Sang penulis yaitu Laksmi Pamuntjak, sangat memukau dengan cara menggambarkan cerita ini. Ia mengajak pembaca dalam perjalanan kultur dan budaya yang memikat, memadukan citarasa khas Indonesia dengan kehidupan Aruna. "Aruna dan Lidahnya" bukan hanya tentang makanan, tetapi juga mengisahkan tentang impian dan aspirasi yang tersaji dalam setiap hidangan.
