Karya. Ersalrif
Malam itu tampak Demon, tengah asyik menyeruput birnya. Dia menikmati jabatan barunya sebagai petinggi tentara Evil.
"Waah, asyik amit lo, bro!" tegur Kunti cengar-cengir menggoda, "nggak cari mangsa?" tanyanya lagi sambil duduk.
"Nggak..., gue udah ada banyak stok pengikut untuk menghancurkan banyak rumah tangga!" katanya dengan sombong.
"Waah, makin naik aja jabatan lo..." sergah Pocong ikut nimbrung.
"Laah, iyalah...! Lagian kalian ini, betah amat ama kerjaan receh begitu!" tegur Demon sinis.
"Kik kik kik...kik...," kikik Kunti tanpa jelas, "manusia takutnya ama yang seram-seram aja! Padahal ada yang lebih menyeramkan dari kami, yaitu setan-setan cantik dan tampan, yang berniat menghancurkan banyak rumah tangga! Kik kik kik...!" celetuk Kunti sambil terbang kegirangan.
Demon menjentikkan jarinya dengan senyum memikatnya.
"Heleuuh, Demooon I love you...!" pekik beberapa Kunti di pojokan.
"Ogah..., kalian tak membuat jabatanku naik! Masa setan cinta ama setan sih?" ujar Demon sambil beranjak pergi.
"Mau ke mana?" tanya Kunti pohon sawo menggoda.
"Mau bantuin anak buahku, suami orang incarannya mulai sadar dan hendak balik ke anak bininya!" ujarnya sambil mengibaskan jubah, lalu menghilang pergi.