Cerita di atas disampaikan oleh Kamaluddin Muhammad, seorang novelis terkenal Malaysia mengenai pengalamannya bersekolah di perguruan Thawalib Sumatera Barat tahun 1931-1935 (Audrey Kahin, 2005). Cerita yang mungkin sangat biasa di masa itu.
Namun dari penggalan cerita itu kita tahu mengapa kita sering mendengar hantu gentayangan di daerah Cadas Pengeran, atau sepanjang jalan Anyer hingga Panarukan. Mereka yang mati kala itu minta dihormati, kita malah menyebut jalan yang mereka bangun dengan keringat dan darah itu dengan sebuah nama yang tak patut. Nama seorang bajak laut; Daendels!