Sepenggal kalimat yang sangat “heroik” tentu saja bagi seorang ketua Pembina sebuah partai, namun ketika kalimat tersebut dimplementasikan dalam perilaku tentu saja tidak semudah mengucapkan kalimatnya. Kalimat tersebut akan dapat terlaksana sedemikian mudahnya seperti membalikkan telapak tangan, jika dilakukan oleh seseorang yang sangat berdedikasi tinggi terhadap negaranya. Lain halnya jika dilakukan oleh orang yang bimbang, bahkan tidak dapat memilah dan memilih antara kepentingan pribadi, kepentingan golongan dan kepentingan umum.