Untuk : Suamiku
Kau tahu, rinduku menggantung di langit-langit kamar. Dan aku tak tahu bagaimana harus membumikan perasaanku. Almanak menggugurkan tanggal-tanggal satu-persatu. Aku tak lagi mampu bersabar menunggu malam-malam segera berlalu.
Aku tahu, sulit bagiku membekukan layang-layang pikiranku. Sesaat di timur, kadangkala di barat. Aku ingin menitipkan saja kerinduan ini pada angin yang tak tahu musim, agar ia segera berlalu, untuk rindu yang tak tahu malu.
Wajahmu menyelinap di tangkai-tangkai mimpiku. Bagaimana aku harus mengusirmu, jika saja aku masih merindukanmu. Apakah karena kau telah menggurat batu di hatiku, dan kau lukis hati ini menjadi berwarna merah jambu?