Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sial

6 Juli 2024   16:19 Diperbarui: 6 Juli 2024   16:36 72 0
Kulangkahkan kakiku berjalan pelan menuju kursi dekat tong sampah. Lebih baik duduk sejenak sembari menunggu hujan yang masih meradang. Pada kursi kayu, aku menyenderkan badan, melampiaskan lesu dan kesal serta menetralkan detak jantung yang bergejolak. Kondisi badan setengah basah kuyup. Dari ujung jaket yang kukenakan, perlahan rintik air bergantian jatuh, menetes pelan membasahi lantai keramik putih polos yang tengah kupijaki. 
Tetesannya membentuk pola-pola genangan kecil. Air hujan merembes menyentuh kulit. Dingin kian terasa. Kutanggalkan jaket yang kukenakan, pemberian pria asing yang kutemui di tempat peneduhan. Dari luar, tampak baju putihku menempel akibat basah. Kuselipkan tanganku ke dalam tas, merogoh sebungkus kecil tisu, lalu menarik tiap lembarannya untuk kuoleskan pada bagian tubuhku yang basah. Perlahan mengering dan napasku juga mulai teratur. Namun riuh hujan kembali meriah. Sangat deras, seakan air dari langit berlomba untuk bersua dengan tanah. Untuk pulang ke rumah, menunggu langit kembali membiru adalah pilihan satu-satunya. Di sini aku menanti sambil merutuki rentetan kesialan-kesialan kecil yang barusan terjadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun