Di kepala saya cukup sulit untuk mengelak dari diskursus. Saya tentu tidak perlu mendefinisikan apa itu diskursus. Agar tidak repot, diskursus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai
wacana. Saya kira, definisi tentang diskursus sudah banyak tersebar di dunia
Google. Sejak itu, diskursus tidak menjadi khutbah terlarang, maka “kesumat pertapa romantik” lewat media sosial menjadi godaan, teror, dan fiksi.
KEMBALI KE ARTIKEL