Tidak ada ilmu diberikan Tuhan yang mubazir, setiap ilmu membekali manusia untuk menjalani proses berpikir kreatif dan menemukan solusi.
Ilmu adalah investasi terbaik.
“Ingatlah selalu bahwa orang kaya akan menjadi semakin kaya bukan karena menginvestasikan uangnya, tapi karena menginvestasikan waktunya.”
– Roger Hamilton
Satu hal termahal dan termewah yang akhirnya harus dibeli dalam hidup bukanlah rumah atau mobil, melainkan dana hari tua. Mulailah berinvestasi !
Mitos atau pemikiran setiap orang yang sering keliru tentang investasi adalah : ” Investasi hanyalah milik orang kaya.” Atau ” Untuk investasi butuh modal besar.”
Fakta yang bicara, bahwa ” Untuk menjadi lebih kaya, seseorang harus Produce MORE, Spend LESS, dan Invest MORE.
1. Produce MORE
Produce MORE artinya menghasilkan uang lebih banyak, ini kaitannya langsung dengan income.
Income itu berbanding lurus dgn kapasitas pribadi seseorang, berupa “KASH” yakni :
Knowledge
Attitude
Skill
right Habit
Income itu hasil. Seseorang tidak akan dapat mengontrol dampak, yang dapat dikontrol adalah penyebabnya. Dengan demikian maka seseorang harus memfokuskan dirinya pada peningkatan kapasitas diri.
Income yang diperoleh dari sumber utama biasa disebut income utama atau istilahnya “Main Income”
Biasanya seseorang hanya mempunyai satu aliran income, dan beberapa orang lainnya memiliki beberapa sumber aliran income. Sumber aliran income yang datang dari berbagai arah disebut “Multiple Stream of Income.”
Dalam menciptakan Multiple Stream of Income (MSI), yang harus diwaspadai adalah jangan sampai MSI merusak Main Income itu sendiri.
Biasanya Main Income adalah keahlian utama, pengalaman, pengetahuan dan penghasil income terbesar yang paling mungkin untuk ditingkatkan.
Aliran income yang lain biasanya bersifat pasif. “Passive Income” adalah income yang mengalir tanpa keterlibatan dan campur tangan tenaga Anda.
Cara menciptakan Passive Income adalah dengan memproduktifkan aset yang Anda miliki saat ini.
Caranya ?
Buatlah daftar aset-aset apa saja yang Anda miliki, kemudian pilih mana yang dapat menghasilkan income.
Jika tidak ada aset yang menghasilkan income dalam daftar, maka aset Anda termasuk dalam kategori Non Produktif.
Nah ini yang sering terjadi
>> Income Naik – Expense ikut Naik
Income Turun – Expense ‘malas’ Turun
Orang yang pandai memproduktifkan aset adalah orang yang punya kecerdasan finansial yang pertama yaitu: “kecerdasan menciptakan uang.”
2. Spend LESS
Untuk menjadi lebih kaya dan sejahtera, kecerdasan berikutnya sangat diperlukan. Kecerdasan kedua yaitu : kecerdasan mengendalikan pengeluaran atau istilahnya “Spend LESS”
Ada tiga cara untuk mengurangi pengeluaran :
1. Hilangkan,
2. Kurangi,
3. Ganti
Spend LESS artinya dapat melakukan penghematan artinya lebih memprioritaskan pengeluaran, bukan tidak melakukan pengeluaran sama sekali.
Cara 1: Hilangkan
Cara ini ditempuh dengan menhilangkan pos pengeluaran yang memang belum menjadi prioritas atau belum saatnya untuk dimiliki
Cara 2: Kurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi pengeluaran yang masih dapat dikendalikan dengan jalan mengurangi frekuensi atau jumlahnya.
Cara 3: Ganti
Cara ini dipakai untuk mengganti pos pengeluaran yang sama dengan pos atau produk sejenis yang lebih murah tapi punya manfaat dan kualitas yang sama.
Nah jika Anda sudah terbiasa untuk Produce More dan Spend Less, akhirnya Anda akan punya sisa uang untuk Invest More
3. Invest MORE
Mempunyai kunci, yakni dengan DIBIASAKAN atau menjadikan kebiasaan.
Tidak ada yang bilang Spend Less lebih enak daripada belanja, karena memang Spend Less adalah kecerdasan untuk Menunda Kesenangan.
Tapi hadiah dari menunda kesenangan atau konsumsi saat ini adalah bahwa di masa depan Anda dapat menciptakan aset produktif dan berinvestasi.
Invest More hanya akan terjadi jika seseorang sudah Produce more dan Spend Less.
Invest More sebenarnya berinvestasi lebih banyak dengan cara menunda membelanjakan uang atau melakukan konsumsi atas penghasilan agar uang dapat dibiarkan berkembang atau menghasilkan income.
Motif investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Ada 2 macam jenisnya, yakni :
1. Kenaikan modal (capital gain)
2.Pendapatan (income)
Kenaikan modal, contohnya : Jika anda beli aset, kemudian diharapkan dalam beberapa waktu mendatang nilai aset itu naik. Contoh investasi yang mengalami kenaikan modal : beli tanah atau properti, beli emas Logam Mulia yang dalam jangka panjang di ‘HARAP’kan harga asetnya naik.
Penambahan Pendapatan, contohnya : investasi yg menghasilkan income antara lain bunga, sewa, bagi hasil, royalti, dividen, kupon obligasi.
Setelah berinvestasi seseorang memiliki dua pilihan yakni : 1. Mengkonsumsi hasil perkembangan investasinya atau 2. Menginvestasikan kembali hasilnya.
Hasil investasi yang diinvestasikan kembali menghasilkan ‘snowball effect’ yang luar biasa dalam proses akumulasi aset.
Dari definisi investasi tadi, tabungan juga termasuk investasi akan tetapi tabungan adalah investasi yang kurang menguntungkan karena umumnya tingkat bunga lebih kecil daripada tingkat inflasi.
Investasi juga mengandung resiko, jika return yang dihasilkan tidak sesuai dengan ‘harapan’.
Untuk mengetahui resiko investasi, selain tanya potensi keuntungan tanyakan juga potensi kerugian dan apa sebabnya.
Jadi, lebih penting mana:
“Dapat harta banyak.”
atau
“Pintar menghasilkan uang dan mengelola penghasilan?”
Sumber : twit Budi Raharjo @raharjobudi
Tanggal 29 Mei 2012 yang di sarikan ulang oleh @CerdasKeuangan
Budi Raharjo CFP® QWP™ MCHT☺ adalah seorang Independent Financial Planner dan Therapist dari OneShildt Financial