Karena saya merasa bersalah dan takut dimarahi, pada tanggal 1 Mei 2013 saya membuat surat kuasa bermeterai 6000 dan minta tolong kepada teman saya untuk membantu mengambil ijasah yang ditahan dan sisa gaji saya. Sesampai disana, teman saya (2 orang) hanya boleh mengambil ijasah saya saja dan tidak boleh mengambil sisa gaji saya dengan alasan saya harus datang sendiri dan tidak akan dimarahi lagi dan dia sudah memaafkan saya. Saat itu teman saya sudah minta penjelasan langsung bahwa sisa gaji saya dihitung 10 heri berangkat kerja adalah (UM 15.000 x 10 hari) + (GP 70.000/3) = 383.333,33. dipotong tanggungan 100.000 sehingga sisa gaji saya adalah 283.333,33.
Dengan bekal mengetahui sisa gaji yang akan saya terima, saya datang kesana pertama pada tgl 7 Mei 2013, hanya ditemui istrinya (yang sebenarnya jg berperan)Â dan dikatakan bapaknya sedang pergi (tetapi semua mobil dan sepeda motor lengkap). Saat itu saya pulang lagi.
Kemudian pada tgl 9 Mei 2013 jam 14.00 WIB, saya minta tolong teman saya untuk mengantar karena saya sudah tidak punya ongkos. Saat itu yang ada dikantor anaknya dan mengatakan bapak ibu sedang tidur diminta datang sore atau malam saja. Saya pergi dan kembali lagi jm 16.00 WIB. Anaknya masih berkata Bapak ibu sedang tidur, saya menunggu sampai jam 17.00 anaknya datang diminta untuk mengunci kantor dan bilang Bapak ibu sedang tidur. Saya tetap menunggu, kemudian pada jam 17.30 saya dipanggil untuk datang ke rumahnya (selang 1 rumah dari kantor). Saya takut datang sendiri, tetapi teman saya tidak mau menemani karena masih menghargai pemilik CV. Sampai disana sang istri langsung marah dan mengatakan benci pada saya dan berkata yang cukup menyakitkan bagi saya. Saya mencoba menerima dengan harapan mendapat sisa gaji saya seperti yang dijanjikan. Tetapi saya ini memang orang bodoh, teganya mereka hanya memberi sisa gaji 50.000 (UM 10 hari) dan meminta saya untuk menandatangani tanda terima uang dengan alasan dipotong untuk biaya perbaikan mobil karena kesalahan saya.
Keluar dari sana saya bercerita pada teman saya, teman saya tidak terima dan akhirnya saya memutuskan untuk mengembalikan saya uang tersebut. Dia marah dan merasa terhina, bahkan memanggil teman saya (saya mempunyai tanggungan dan berjanji sisa gaji saya akan saya bayarkan pada teman saya tersebut). Pemilik CV marah besar dan mengancam teman saya akan dilaporkan pada polisi juga. Kami tidak peduli dan pergi meninggalkan rumahnya. Karena ingat dia belum mengembalikan tanda terima, saya kembali untuk meminta, tetapi tetap tidak diberikan, Akhirnya saya pergi, tapi ternyata di jalan saya baru sadar dia menyelipkan kembali uang tersebut, saya kembali lagi, saya panggil dia tidak mau keluar, akhirnya uang tersebut saya selipkan di belakang mobil dia dan saya tidak kembali lagi.
Sebenarnya bagi saya bukan masalah jika dari awal dia berkata hanya akan memberikan sisa gaji saya 50.000, tetapi kenapa dia berikan rincian jumlah 283.333,33?
Jika saya tau bahwa sisa gaji yang akan saya terima hanya 50.000 dan saya harus bolak balik sampai 3x dan menunggu ber jam jam, bukankah saya tidak akan memerlukan diri saya untuk datang? Bukankah dengan hanya 50.000 hanya akan habis di ongkos saja?
Sungguh yang saya sesalkan adalah ketidak konsekuenan seorang pemilik perusaahaan yang memberi GP di bawah UMR tetapi masih tega terhadap kami orang bodoh yang tidak tau prosedur hukum dan surat-surat.
Jika dia merasa terhina dengan sikap kami, bukankah menurut kami dia memang pantas untuk dihina?
Demikian opini dari kami, semoga bisa jadikan pelajaran bagi kami juga.